Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Genjot Pemerataan Kesejahteraan, Bunga KUR Turun Jadi 7%

Genjot Pemerataan Kesejahteraan, Bunga KUR Turun Jadi 7% Menteri Koperasi dan UKM Puspayoga saat pemberian simbolis penyaluran KUR kepada pelaku usaha, yang diadakan di sela-sela acara peresmian Pasar Rakyat Bayunggede di Kabupaten Bangli, Bali, Selasa (16/1/2018). | Kredit Foto: Ning Rahayu
Warta Ekonomi, Bangli, Bali -

Suku bunga KUR yang sebelumnya berada pada angka 22% per tahun, kini terus mengelami penurunan guna mewujudkan pemerataan kesejahteraan. Sejak masa pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla, bunga KUR diturunkan menjadi 12% dan hingga akhir 2017 turun menjadi 9%. Kemudian, untuk menggenjot realisasi pemerataan kesejahteraan, suku bunga KUR kembali diturunkan menjadi 7% awal tahun ini. 

Menteri Koperasi dan UKM Puspayoga mengatakan kebijakan penerapan suku bunga ringan ini sebagai bentuk kepedulian Presiden Jokowi untuk mengembangkan sektor UKM di Tanah Air. Sektor UKM apabila ditangani secara baik diyakini akan mampu menciptakan pemerataan kesejahteraan. 

"Kalau koperasi dan UKM tidak diperhatikan pertumbuhan ekonomi memang bisa meningkat, tapi tidak ada pemerataan kesejahteraan," kata Puspayoga saat pemberian simbolis penyaluran KUR kepada pelaku usaha, yang diadakan di sela-sela acara peresmian Pasar Rakyat Bayunggede di Kabupaten Bangli, Bali, Selasa (16/1/2018). 

Disaksikan para pimpinan bank, Menteri Puspayoga menyerahkan KUR kepada UKM. Puspayoga juga menyerahkan program strategis Kemenkop dan UKM lainnya yakni bantuan Sertifikat Nomor Induk Koperasi (NIK), Hak Kekayaan Intelektual (HAKI), serta Izin Usaha Mikro Kecil (IUMK). 

Puspayoga mengakui bahwa telah terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi dalam beberapa tahun terakhir. Namun, hal itu belum mempengaruhi tingkat pemerataan kesejahteraan masyarakat. Maka dari itu, penting baginya, pemerintah lebih memfokuskan diri pada pemberdayaan sektor koperasi dan UMKM. 

"Jangan hanya pertumbuhan ekonomi tinggi, tapi tidak dinikmati merata. Kalau hanya segelintir itu rugi, makanya PDB (produk domestik bruto) koperasi ditingkatkan sebesar-besarnya," katanya.

Kemenkop dan UKM menggulirkan program reformasi total koperasi yang telah memberi hasil signifikan pada peningkatan sumbangan PDB koperasi dan rasio kewirausahaan nasional. Sumbangan PDB koperasi pada 2014 sebesar 1,71% sekarang meningkat menjadi 4%. 

Sementara rasio kewirausahaan mampu tumbuh menjadi 3,01% dari 1,5% pada 2015. Meski sudah melampaui standar internasional, bila dibandingkan dengan negara tengga, Indonesia masih tertinggal. Rasio kewirausahaan Singapura misalnya sudah 7%, Malaysia 5%, maupun Thailand 4%. 

"Mari kita bangun koperasi. Yang sulit sebenarnya bukan modal, tapi membangun koperasi dan mencari pengurus. Anggotanya banyak pasti modalnya berdatangan," tukas Puspayoga.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ning Rahayu
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: