Siapa yang tidak kenal Satay Kato. Satay yang mulai viral di kalangan milenial atau 'kids jaman now' ini pas banget di lidah mereka. Yudha Fajrin (29) mengaku selalu mendapatkan repeat order dari konsumennya. Menurut Yudha, kepercayaan pelanggan yang membuat pelanggan kembali datang atau membeli produk, bukanlah sesuatu yang mudah didapatkan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seorang pengusaha untuk mendapatkan kepercayaan konsumen.
1. Believe in Your Self and Product
Menurut Yudha, jika kamu sudah memutuskan untuk menjual sebuah produk, buatlah dirimu yakin terlebih dulu dengan diri sendiri dan khususnya untuk produk yang akan kamu jual. "Kalau tidak percaya dengan produk yang kita dagangkan sendiri, mending tutup," kata Yudha dengan tegasnya.
2. Luaskan Sudut Pandang
Melihat peluang bisnis jangan hanya dari satu sisi. Seorang pengusaha harus bisa melihat peluang seluas 360 derajat. Di saat kita buntu, geser sedikit sudah bisa dapat jalan keluar.
3. Monetizing Bisnis
Tentukan cara monetizing bisnis. Seorang pengusaha harus mampu mengubah kondisi bisnisnya untuk mencapai pendapatan atau pencapaian yang lebih besar. Cara yang diguankan Satay Kato yaitu dengan menjual per porsi, ikut catering, dan menjual franchise.
4. Just Put Your Product to The Right Market
Pahami pasar sendiri. Jangan sampai menawarkan produk ke market yang tidak tepat atau tidak mungkin mngonsumsi produk Anda.
5. Berani promosi
Jika produk yang dijual makanan dan memungkinkan untuk dibagikan sebagai tester, cobalah mempromosikan produk dengan memberikan tester produk. Karena dengan memberikan promosi seperti memberi tester satay ke calon customer, akan membuat calon customer mengenal produk. Baginya yang terpenting adalah beritahu dahulu tentang keberadaan produk.
6. Hindari Berpartner di Awal Bisnis
Kegagalan seorang Yudha Fajrin si Bos Kato dalam berpartner bisnis menjadi pengalaman yang bisa dijadikan pembelajaran. Menurut Yudha, berpartner bisnis janganlah di awal bisnis. Namun, usahakan untuk membangun bisnis sendiri dengan mandiri di awal merintis. Ketika konsep, model, dan bisnis sudah berjalan sesuai, barulah mencari partner.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ning Rahayu
Editor: Fauziah Nurul Hidayah
Tag Terkait: