Microsoft dan Accenture kerja bareng menggarap proyek pembuatan KTP global dengan memakai teknologi blockchain. Dengan KTP global ini, 1,5 miliar orang yang memiliki ID akan punya ID digital.
Teknologi blockchain telah bergerak dari industri perbankan ke persoalan krisis imigran. Baru-baru ini, Microsoft dan Accenture mengumumkan kerja sama menggunakan teknologi yang memungkinkan untuk menyediakan kartu legal atau identitas bagi sekitar 1,5 miliar yang belum memiliki identitas diri. Sebagian besar dari mereka berstatus pengungsi yang akan diberi ID melalui program global public-private partnership ID2020.
Dua perusahaan raksasa TI tersebut mengembangkan purwarupa untuk memaksimalkan kemampuan teknologi blockchain milik Accenture untuk dijalankan di platform milik Microsoft. Teknologi tersebut menggunakan alat pemindai biometrik termasuk sidik jari dan pemindai mata untuk membuka teknologi catatan rahasia blockchain dan menciptakan kartu identitas warga negara secara legal.
Hal ini memungkinkan imigran memiliki kartu catatan identitas pribadi yang bisa diakses dari aplikasi di ponsel pintar untuk kepentingan boarding check dan mengakses layanan dasar seperti kesehatan. Purwarupa ini didesain sedemikian rupa agar personally identifiable information (PII) selalu bisa diakses secara “off chain” dan tidak tersimpan dalam sistem yang tersentralisasi.
Warga negara bisa menggunakan data biometrik mereka untuk mengakses informasi mereka dan memutuskan kapan mereka akan membagikan data tersebut, sehingga sistem akan aman dari akses oleh pemerintahan yang bersifat tirani yang selalu mengancam imigran.
Platform Accenture saat ini digunakan dalam sistem manajemen identitas biometrik yang dikelola oleh United Nations High Commissioner (UNHC) untuk imigran, dan telah digunakan oleh 1,3 juta imigran lebih di 29 negara yang tersebar di Asia, Afrika, dan Caribbean. Sistem ini diprediksi bakal digunakan oleh 7 juta imigran dari 75 negara pada 2020 mendatang.
“Seseorang tanpa identitas yang terdokumentasi seringkali kesulitan karena dikucilkan dari masyarakat modern. Purwarupa yang kami buat sifatnya personal, private dan portable,” kata David Treat, managing director Accenture’s global blockchain business.
ID atau kartu identitas merupakan kunci untuk mengakses pendidikan, kesehatan, hak pilih suara, perbankan, perumahan, dan sebagainya. Tujuan ID2020 yakni menciptakan sistem ID digital yang aman bagi seluruh warga negara di seluruh dunia.
Purwarupa ini bukan langkah Microsoft yang pertama dalam memaksimalkan penggunaan teknologi blockchain. Pada April 206 lalu, perusahaan menggandeng konsorsium perbankan R3 untuk menawarkan jasa blockchain, lalu pada Mei 2016 perusahaan menggandeng ConsenSys dan Blockstack Labs untuk menciptakan sistem identitas berbasis teknologi blockchain untuk mengurangi kasus perdagangan manusia dan kekerasan terhadap anak. Selain Microsoft, operator asal Australia, Telstra, juga tengah menjajaki teknologi blockchain dan biometris untuk produk-produk smarthome mereka.
“Ini merupakan contoh yang hebat dari perpaduan desain dan teknologi yang berbaur jadi satu guna menantang dari begitu banyak individu yang rentang di masyarakat belakang ini. Saya berharap program ini akan memperkokoh upaya global dalam hal memberi solusi yang menjamin hak memiliki identitas diri yang mudah terlihat,” ujar Lorna Ross, Group Director, Accenture’s Fjord Design Studio.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Yosi Winosa
Editor: Ratih Rahayu
Tag Terkait: