Kementerian Perindustrian mengklaim revolusi industri keempat atau revolusi industri 4.0 akan membuka peluang pekerjaan baru khususnya di bidang teknologi informasi. Namun, hal itu harus dibarengi dengan penguatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di bidang industri.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian Ngakan Timur Antara mengungkapkan, studi yang dilakukan terhadap industri yang ada di Jerman menunjukkan bahwa permintaan tenaga kerja akan meningkat secara signifikan hingga 96% khususnya di bagian research and development (R&D) dan pengembangan software.
"Terjadi shifting pekerjaan karena penerapan Industry 4.0. Pekerjaan nanti tidak hanya di manufaktur saja, akan berkembang ke supply chain, logistik, R&D. Selain itu, yang di sektor manufaktur juga perlu rescaling atau up-scaling untuk memenuhi kebutuhan," kata dia di Jakarta, Kamis (22/2/2018).
Selain itu, kata dia, ada beberapa potensi keuntungan lain yang dihasilkan dari penerapan konsep Industry 4.0. Keuntungan itu antara lain menciptakan efisiensi yang tinggi, mengurangi waktu dan biaya produksi, meminimalisasi kesalahan kerja, dan peningkatan akurasi dan kualitas produk.
Agar menjamin keberlangsungan sistem Industry 4.0 berjalan secara optimal, kata Ngakan, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh industri. Misalnya, ketersediaan sumber daya listrik yang melimpah, murah, dan kontinu, serta ketersediaan infrastruktur jaringan internet dengan bandwidth yang cukup besar dan jangkauan luas (wide coverage).
Selanjutnya, ketersediaan data center dengan kapasitas penyimpanan yang cukup banyak, aman, dan terjangkau,k etersediaan infrastruktur logistik modern, dan kebijakan ketenagakerjaan yang mendukung kebutuhan industri sesuai dengan karakter Industry 4.0. "Tahun ini kami akan melakukan sosialisasi besar-besaran untuk Industry 4.0," jelasnya.
Sebelumnya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan pihaknya tengah memprioritaskan pengembangan di lima sektor industri nasional yang akan menjadi percontohan dalam implementasi sistem Industry 4.0, yakni industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian jadi, otomotif, elektronik, dan kimia.
"Kelima sektor tersebut diprediksi pada tahun 2030 akan berkontribusi sebesar 70% dari total PDB manufaktur, 60% untuk ekspor manufaktur, dan 65% peningkatan pada jumlah tenaga kerja di sektor manufaktur," kata Airlangga.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Fauziah Nurul Hidayah