Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bukalapak Pacu Geliat Pelaku UKM

Bukalapak Pacu Geliat Pelaku UKM Kredit Foto: Dina Kusumaningrum
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kehadiran e-commerce belakangan ini tampak imbasnya pada perekomian para pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Bukalapak yang merepresentasikan perusahaan e-commerce yang didirikan oleh anak bangsa dengan keinginan kuat memberikan manfaat para pelaku UKM.

Ade Anugrah, seorang pelapak di Bukalapak, mengaku terbantukan sejak hadirnya e-commerce yang identik dengan warna merah itu. Sembilan tahun berkecimpung di perusahaan ternama, pria berusia 28 tahun tersebut rela memutuskan untuk menjajakan barang dagangannya di Bukalapak.

Berbeda dari kebanyakan pelapak, Ade memasarkan barang dagangannya yang cukup unik seperti kain yang dibuat langsung penduduk Baduy, Banten. Ada juga kipas angin tanpa menggunakan listrik, lilin elektrik yang bisa dihidupkan ketika listrik padam tanpa menggunakan korek api, gantungan kunci siul, tas ransel, kopi hitam cap kupu-kupu, dan berbagai macam makanan khas Banten.

Tak hanya itu, Ade juga menjalin kerja sama dengan beberapa mitra UKM lainnya untuk produk tikar antiair, sajadah lipat yang cocok untuk traveling, dan sepeda BMX.

"Di Bukalapak itu juga transaksinya aman. Kenapa aman? Karena uang yang dikirim dari pembeli terlebih dahulu masuk ke rekening Bukalapak. Nah, kalau barangnya sudah dikirim baru uangnya jatuh ke pelapak. Pembeli enggak perlu khawatir lagi. Banyak promo yang ditawarkan juga," ungkap Ade.

Sosoknya yang ulet dan tak ada keinginan menyerah untuk berhenti saat minimnya order, membuat Ade sukses menjalankan bisnisnya hingga kini. Baginya, pantang untuk menolak rezeki yang ada walaupun jumlahnya kecil.

"Walaupun yang order sedikit, saya layani. Pertanyaan soal barang yang mau dibeli saya juga layani dengan sabar," kata Ade saat ditemui di kediamannya di Pandeglang, Banten, beberapa saat yang lalu.

Lewat toko online-nya di Bukalapak yang bernama Jawaraonlineshop, pria berkacamata tersebut sukses meraih omzet sebesar Rp40 Juta dalam sebulan. Di sisi lain pria yang hobi bermain musik tersebut turut membantu warga sekitar untuk berjualan online.

"Ada orang tua juga sudah nenek-nenek menitipkan ini untuk dijualkan kepada saya," ujar Ade sambil menunjuk obat pelangsing. Ade mengatakan obat herbal tersebut cukup laris dijual di Bukalapak.

Kepiawaiannya untuk berbisnis online menjadikan Ade sebagai ranger komunitas Kota Banten. Ranger sendiri merupakan istilah Ketua komunitas antar pelapak. Selain itu, dirinya aktif berbagi tips kepada pelapak lain bagaimana berjualan online yang baik di Bukalapak. Dengan memanfaatkan fitur yang cukup baik, para pelapak dan produsen produk lokal Banten semakin berkembang. Kini, produk lokal Banten juga dikumpulkan untuk dijual dalam satu lapak khusus produk lokal Banten.

"Menaikkelaskan produk UKM dan membantu meningkatkan perekonomian antar sesama UKM itu hal yang mutlak buat saya pribadi. Karena yang namanya usaha dan bekerja enggak bisa berjalan sendirian, harus sama-sama membangun dan kerja sama tim," kata Ade.

"Berawal dari cari produk unggulan UKM Pandeglang dan mencari pelapak yang satu tujuan juga jualan di Bukalapak, akhirnya bertemu dengan beberapa UKM, onlineshop, toko offline, dan ketemu langsung dengan produsennya. Saat itu saya cuma menyampaikan, betapa pentingnya menjalankan bisnis yang potensial dan sudah ada jaringannya seperti Bukalapak (yang setiap hari selalu ada konsumen), artinya ada kesempatan produk kita di beli," kata Ade menambahkan.

Ade mengatakan setelah beberapa kali berjumpa dengan para UKM yang berbisnis lewat daring maupun konvensional dan sejumlah produsen akhirnya satu sama lain mendapat pengalaman serta ilmu yang bermanfaat.

"Dan Alhamdulillah UKM, onlineshop, toko offline, dan produsen yang dulu bertemu di awal tahun 2017 sekarang di awal tahun 2018 teman-teman sudah berkembang lapaknya dan perekonomiannya sudah bisa terbantu dengan berjualan di Bukalapak. Dan sampai akhirnya, saya bergabung di komunitas Bukalapak dan temen-temen UKM dan yang lainnya pun ikut saya satukan didalam Komunitas Bukalapak Banten," ucapnya.

Sementara itu, ditemui secara terpisah Lyvy yang juga pelapak mengatakan sebelum bergabung di Bukalapak, penjualannya tidak begitu ramai. Namun, setelah mencoba ke Bukalapak, penghasilan yang didapat cukup memuaskan. Selain lewat online, wanita berusia 25 tahun tersebut membuka bisnisnya melalui toko konvensional.

"Dalam sehari order paling minim satu item, itu paling sedikit. Paling banyak lima buah dalam sehari," tuturnya.

Sejak bergabung pada Januari 2018, produk kosmetik yang dipasarkan di Bukalapak, lipstik matte adalah paling laris menurut Lyvy. Begitu juga produk skin care, pembeli banyak memesan di Toko Lyvy, nama akunnya di Bukalapak.

Dalam menjalankan usahanya tersebut ibu dari satu anak itu kini dibantu dengan satu karyawan. "Karyawan ini untuk bantu packing dan jaga toko juga," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Dina Kusumaningrum
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: