Kontrak emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange hampir tidak berubah pada akhir perdagangan Kamis (3/1/2018) pagi WIB, setelah turun tajam lebih dari satu persen di sesi sebelumnya, tertekan janji ketua baru Fed untuk menaikkan suku bunga secara bertahap.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April turun tipis 70 sen atau 0,05 persen, menjadi menetap di 1.317,90 dolar AS per ounce.
Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell mengatakan kepada para anggota parlemen AS pada Selasa (27/2) bahwa bank sentral akan terus menaikkan suku bunga secara bertahap.
Pernyataannya tentang kenaikan suku bunga dan inflasi dianggap sebagai kelanjutan dari pendekatan pendahulunya "cautious hawkishness", yang memperkuat dolar AS dan menekan harga emas.
Indeks dolar AS, sebuah ukuran greenback terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, naik 0,25 persen menjadi 90,59 pada pukul 18.09 GMT.
Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah. Jika dolar AS naik maka emas berjangka akan turun, karena emas yang diukur dalam dolar AS menjadi kurang menarik bagi para investor yang menggunakan mata uang lemah.
Sementara itu, data terakhir menunjukkan bahwa produk domestik bruto AS naik 2,5 persen pada kuartal keempat 2017, terhadap perkiraan kenaikan 2,6 persen. PMI Chicago jatuh ke posisi terendah enam bulan pada Februari dan penjualan "pending home" (rumah yang pengurusannya belum selesai atau tertunda) juga menjadi lemah.
Namun demikian, semua indikator pasar telah membuat para pengamat skeptis tentang tiga atau bahkan emas kenaikan suku bunga versi Powell pada 2018, sehingga menahan kejatuhan emas lebih lanjut.
Sedangkan untuk logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei turun 2,7 sen atau 0,16 persen, menjadi menetap di 16,407 dolar AS per ounce. Platinum untuk penyerahan April naik 3,5 dolar AS atau 0,36 persen, menjadi ditutup pada 988,10 dolar AS per ounce.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: