Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) terus mendorong pengembangan produk atau bisnis dari Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) melalui Program Inkubasi Bisnis Teknologi (IBT).
IBT merupakan proses inkubasi untuk mendukung pengembangan produk atau bisnis PPBT agar menjadi perusahaan yang profitable dan sustainable sehingga memiliki dampak positif kepada masyarakat. Program ini diwujudkan dalam bentuk instrumen kegiatan berupa pendanaan, pelatihan, dan asistensi bagi inkubator dan tenant (perusahaan pemula) yang dilaksanakan melalui sistem kompetisi/seleksi.
Menristekdikti Mohamad Nasir saat Kick Off Inkubasi Bisnis Teknologi 2018 mengatakan program inkubasi bisnis teknologi ini dapat memberikan nilai tambah bagi para pelaku bisnis.
"TBIC di Puspiptek ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat khususnya UMKM yang berada di sekitar Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten Bogor. Jika tidak dimanfaatkan maka masyarakat yang akan rugi sendiri," ucap Nasir di Puspiptek, Serpong, Rabu (28/02/2018).
Lebih lanjut Nasir menjelaskan perusahaan pemula yang sedang mengembangkan produknya nantinya harus lolos uji sertifikasi untuk memenuhi standar sehingga bisa dikomersialkan ke industri.
"Misalnya, produk pangan, apakah laboratoriumnya memenuhi standar Badan POM. Diukur Good Laboratory Practice-nya. Jika lolos maka harus lolos juga di industri karena akan diukur Good Manufacture Practice. Demikian pula produk pertanian nanti akan diukur Good Agriculture Practice-nya. Jika sudah lolos dan mendapat sertifikasi nanti bisa masuk e-katalog untuk dipasarkan," terang Nasir.
Keberlangsungan program IBT tidak lepas dari dukungan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) yang memfasilitasi proses inkubasi bisnis teknologi di Technology Bussines Incubation Center (TBIC) di zona bisnis teknologi Puspiptek.
Kepala Puspiptek Sri Setiawati mengatakan sejak 2016 TBIC digunakan untuk mendukung program PPBT dalam menumbuhkembangkan wirausaha pemula berbasis teknologi.
Sri menyampaikan di tahun 2016 ada 20 tenant yang menjadi peserta program inkubasi bisnis teknologi. Sebanyak 14 tenant dinyatakan lulus, dua di antaranya pada tahun ini menjadi perusahaan resident dan melanjutkan proses produksinya di Zona Bisnis Teknologi. Keduanya yaitu Java Sukses Abadi dan Nanotech Herbal Indonesia.
Sri juga melaporkan ada 22 calon wirausaha pemula berbasis teknologi yang lulus seleksi program inkubasi bisnis teknologi tahun 2018.
"Seluruh produk tenant yang lulus dinilai memiliki prospek bisnis yang potensial dan telah berada pada tingkat kesiapan teknologi minimal level 7," ujarnya.
Sementara itu, Wakil Walikota Tangerang Selatan Benyamin Davnie mengatakan dengan adanya program ini, potensi pengembangan UMKM di Kota Tangerang Selatan ke depan akan semakin besar.
"Yang semula bergantung pada sumber daya alam kini bergerak pada perekonomian berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi," pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama telah diadakan sosialisasi pemanfaatan Iradiator Gamma Merah Putih kepada 350 IKM dan UKM di Tangerang Selatan dan Kabupaten Bogor. Selain itu, dilakukan peluncuran ekspor perdana produk Mangano dari PT Java Sukses Abadi hasil inkubasi bisnis teknologi. Acara tersebut dihadiri juga oleh Kepala BATAN Djarot Sulistio Wisnubroto, Dirjen Penguatan Inovasi Jumain Appe, serta jajaran eselon II Kemenristekdikti.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ning Rahayu
Editor: Fauziah Nurul Hidayah
Tag Terkait: