Keberhasilan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Sidrap membuat Kabupaten Sindendreng Rappang ini konsisten mengembangkan Energi Baru Terbarukan (EBT). Adanya pembangkit listrik tenaga angin ini sebagai energi terbarukan menginspirasi untuk membangun lagi sumber-sumber energi lain dari resource yang terbarukan seperti surya, kotoran sapi, dan juga sekam.
Sekretaris Daerah Sidrap Sudirman Bungi mengatakan Sidrap yang dulunya dikenal sebagai daerah penghasil beras ke depan akan bergeser menjadi kota kincir.
"Ini akan menjadi kota energi terbarukan. Orang boleh belajar ke sini tentang energi terbarukan. Tidak hanya angin, tapi juga bisa lihat bagaimana solar cell, bagaimana biogas kemudian bagaimana sekam dibuat jadi listrik," ujar Sudirman di sela-sela kunjungannya mendampingi rombongan Kementerian ESDM di PLTB Sidrap, Jumat (2/3/2018).
Ia mengatakan bahwa Sidrap memang kaya akan potensi EBT, dan pihaknya siap menjadikan Sidrap seabgai kota EBT.
"Temanya kita akan jadikan sidrap ini sebagai kota energi terbarukan. Jadi, nanti akan kita bangun kegiatan kegiatan lain lagi yang jenis-jenis pembangkit energi listrik dari energi terbarukan yang lain. Seperti dari sekam, kami punya sawah 46 ribu hektare dan sekam itu bisa dikelola menjadi pembangkit listrik tenaga sekam. Kami juga daerah perternakan, populasi sapi sangat banyak, kotoran-kotoran sapi itu juga bisa dibuat biogas," ujarnya.
Diakuinya, dengan adanya PLTB Sidrap ini, selain meningkatkan pasokan listrik kepada masyarakat, juga mendorong pengembangan sektor lain, contohnya pariwisata. Pihak pemerintah daerah dan investor telah berkomunikasi mewujudkan hal tersebut. Mulai dari akses jalan, ketersediaan lahan parkir, serta titik-titik tempat berfoto yang bisa diabadikan pengunjung dalam radius aman.
"Saya kira prospek untuk menjadi tempat wisata yang sangat menarik itu pasti. Pertama karena ini sangat ikonik, pertama di Indonesia. Semua orang penasaran bagaimana melihat ini. Dan kami bersama investor sudah berencana untuk menyiapkan infrastruktur-infrastruktur yang bisa mendukung tourism datang kemari," tambahnya.
Pembagunan infrastruktur ini nantinya akan dilakukan sepenuhnya oleh investor, tetapi pengelolaannya akan dilakukan oleh Pemerintah Desa dan Pemerintah Daerah.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Fauziah Nurul Hidayah