Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

BTPN Syariah Lakukan Gebrakan di Kota Medan

BTPN Syariah Lakukan Gebrakan di Kota Medan Gedung Bank BTPN di Jakarta. | Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Medan -

PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Syariah berfokus melayani segmen masyarakat prasejahtera yang sebelumnya tidak memiliki akses terhadap perbankan.

“Tahun ini kami fokus pada kaum perempuan dari segmen prasejahtera produktif, karena perempuan punya peran penting dalam perekonomian keluarga," kata Direktur BTPN Syariah Arief Ismail di Medan, Selasa (6/3/2018).

Dikatakannya, pihaknya memberikan kesempatan kepada para perempuan di segmen prasejahtera produktif untuk berpartisipasi meningkatkan penghasilan keluarga. Pendampingan tersebut dikemas sedemikian rupa agar para nasabah memiliki empat perilaku unggul yakni Berani Berusaha, Disiplin, Kerja Keras dan Saling Bantu.

“Berkat perilaku unggul tersebut, saat ini, kami melihat banyak nasabah kami yang mampu menyekolahkan anak dimana mereka sebagai nasabah kami yang telah mengganti kayu sebagai bahan bakar memasak menjadi gas. Perubahan tersebut tentu menggembirakan bagi kami. Ini menandakan program kami memiliki dampak sosial yang nyata,” ujarnya.

Hingga Desember 2017, total aset BTPN Syariah tercatat sebesar Rp9,16 triliun atau naik 25% periode yang sama tahun sebelumnya. Fokus melayani segmen prasejahtera produktif, BTPN Syariah telah melayani lebih dari dua juta nasabah termasuk di wilayah Indonesia Timur.

Ekonom CORE Indonesia Hendri Saparini menjelaskan, jumlah usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia berjumlah lebih dari 58 juta dan sebanyak 99% di antaranya adalah usaha mikro dan kecil (UMK). “Dari seluruh pelaku UMKM baru sekitar sekitar sepertiganya yang bisa mengakses pembiayaan dari perbankan,” ujarnya.

Dengan demikian masih banyak UMK yang membutuhkan pendanaan yang dapat diakses dengan mudah serta sesuai dengan karakteristik mereka yakni tidak memiliki jaminan, administrasi keuangan dan pemahaman pasar.

Sehingga, menurut Hendri, sangat diperlukan adanya lembaga pembiayaan baik bank maupun non bank yang mampu mendampingi pelaku UMK agar mampu meningkatkan kapasitasnya ”Tentu melayani mereka bukan pekerjaan mudah, bukan hanya modal kapital tetapi mereka membutuhkan hal yang dapat mereka lebih maju lagi," pungkasnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Khairunnisak Lubis
Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: