Indonesia mencetak transaksi senilai USD9,1 juta pada pameran Gulfood di Dubai World Trade Centre, Uni Emirat Arab (UEA) (18-22 Februari 2018). Gulfood merupakan salah satu pameran industri makanan dan minuman (mamin) terbesar di dunia.
"Pameran Gulfood berskala lebih besar dibandingkan pameran sejenis di negara lain, seperti SIAL di Perancis dan ANUGA di Jerman. Buyer yang khususnya berasal dari wilayah Afrika dan Eropa Timur juga beralih ke pameran Gulfood ini," kata Kepala Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) Dubai Heny Rusmiyati dalam keterangan resminya, Rabu (7/3/2018).
Heny mengatakan, sebanyak 22 perusahaan Indonesia turut berpartisipasi dalam pameran Gulfood. Beberapa di antaranya adalah Makmur Group, Sido Muncul, Kapal Api, ABC President Indonesia, dan Mayora Indah.
Produk yang ditampilkan oleh perusahaan Indonesia tersebut terdiri dari berbagai varian produk makanan jadi maupun bahan baku pembuatan makanan, seperti kelapa sawit dan turunannya, biskuit, mie instan, kopi dan minuman lainnya, permen jeli, tuna kalengan, dan keju kemasan.
"Di sela-sela pameran, kami memfasilitasi pertemuan antara perusahaan Indonesia yang mengikuti pameran dengan buyer potensial yang berbasis di UEA dan negara sekitarnya," tambahnya.
Pengunjung yang tercatat mendatangi stan Indonesia berasal dari UEA, Arab Saudi, Kuwait, Yordania, Irak, Bahrain, Mesir, India, Cina, Aljazair, Kenya, Afghanistan, Lebanon, Pakistan, Togo, dan Rusia.
Sekadar informasi, total perdagangan Indonesia nonmigas Indonesia dengan UEA tahun 2017 mengalami tren penurunan sebanyak 3,06% selama periode lima tahun terakhir (2013–2017) sebesar USD1,58 miliar. Ekspor nonmigas Indonesia ke UEA sebesar USD 1,56 miliar. Sementara impor nonmigas tercatat USD509,6 juta dengan surplus total perdagangan sebesar USD1 miliar.
Dari total ekspor nonmigas Indonesia ke PEA, produk makanan minuman berkontribusi sebesar 5%. Tren ekspor Indonesia untuk produk mamin menunjukan nilai yang positif sejak 5 tahun terakhir (2013-2017) yaitu sebesar 26,83% untuk makanan olahan, 40,74% untuk minuman, 12,21% untuk buah-buahan, dan 26,11% untuk kakao.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Fauziah Nurul Hidayah