Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gubernur Sulsel Genjot Proyek Elevated Road untuk Mudik Lebaran

Gubernur Sulsel Genjot Proyek Elevated Road untuk Mudik Lebaran Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Maros -
Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, meninjau pembangunan proyek elevated road segmen I di KM 48 Jalan Poros Maros-Bone, Kabupaten Maros. Meski diguyur hujan deras, Gubernur Syahrul tetap melakukan peninjauan ke beberapa titik lokasi pembangunan, utamanya yang sedang berjalan dan mengalami kendala. 
 
Kehadiran elevated road alias jalan layang yang menghubungkan Kabupaten Maros dan Kabupaten Bone itu memiliki arti penting dan strategis. Jalan layang itu bertujuan untuk mengurangi kondisi tanjakan dan tikungan ekstrim serta kondisi jalan yang sempit di ruas jalan yang sering dilalui kendaraan, baik alat berat maupun ringan. 
 
Proyek elevated road itu dikerjakan dengan nilai kontrak Rp167,68 miliar bersumber dari APBN 2015-2017. Masa pelaksanaan pengerjaan mencapai 766 hari dan masa pemeliharaan berkisar 1.095 hari. Dengan target penanganan sepanjang 1,48 kilometer dan pembangunan elevated road sepanjang 316 meter.
 
Gubernur Syahrul mengharapkan proyek elevated road itu sudah dapat dinikmati pada arus mudik Lebaran Idul Fitri. Meski tidak sepenuhnya, paling tidak sudah dapat digunakan sebagian. "Minimal bisa dipakai, dalam pengertian tidak sepenuhnya. Yang ke sana sedang diperlebar ke depan, tinggal beberapa ruas. Saya kira Juni sudah selesai," katanya, dalam keterangan persnya belum lama ini.
 
Pada kesempatan itu, Gubernur Syahrul menyebutkan telah disepakati untuk pembangunan jalan layang tidak lagi dikerjakan ke arah atas hutan, gunung dan bukit yang dilindungi. Tetapi membangun terowongan (tunnel) dengan tujuan agar tidak merusak kawasan hutan yang masuk dalam Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung (TNBB).
 
"Kita sepakat untuk membangun terowongan seperti Mina Tunnel, semacam terowongan, di ujung elevated kendaraan akan masuk di terowongan," sebut mantan Bupati Gowa itu. 
 
Terowongan itu akan memiliki panjang 1,3 kilometer. Dengan demikian, diharapkan akan menyelamatkan hutan diatasnya. Serta untuk menghindari jatuhnya korban serta menjaga rakyat tidak terpancing naik ke atas hutan, bukit atau gunung di tempat tersebut. 
 
Pembangunan terowongan itu berdampak pada perubahan anggaran. Namun dengan tujuan untuk penyelamatan jangka panjang hutan lindung yang ada di jalan layang, pihaknya itu tidak masalah. "Saya akan coba berjuang bersama teman-teman dari Dinas Pekerjaan Umum untuk mencoba mengubah sedikit anggaran kita, agar tunnel itu ada dan penyelamatan jangka panjang bisa dilakukan," jelasnya. 
 
Menurut Gubernur Syahrul akan terdapat tambahan biaya, namun tidak besar. Untuk alat akan menggunakan sebagian alat pembuatan tunnel yang digunakan di Jakarta. "Sebagian pengerjaan tunnel di Jakarta sudah selesai. Alatnya kita minta kira-kira begitu di pikiran saya. Tetapi ini belum disetujui oleh menteri," imbuhnya. 
 
Sementara itu, Koordinator Pengawas Lapangan Elevated Road, Syamsu Alam, mengatakan untuk target pemanfaatan saat Lebaran, jembatan layang tersebut memang diharapkan dapat digunakan. Untuk itu, pengerjaannya akan digenjot sedari sekarang. 
 
"Kami usahakan secepat mungkin karena kontrak kami akan berakhir di bulan enam (Juni). Kami usahakan sebelum Lebaran. Sementara untuk pembangunan progresnya sekarang sudah 77 persen. Jadi elevatednya hampir rampung," urai Syamsu.
 
Pengerjaan yang masih perlu diselesaikan, Syamsul menuturkan adalah lampu penerangan. Sementara untuk pembangunan untuk terowongan akan di lakukan di segmen dua, tiga dan empat. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: