Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Oorth Berharap Jadi Tuan Rumah di Negeri Sendiri

Oorth Berharap Jadi Tuan Rumah di Negeri Sendiri Kredit Foto: Dina Kusumaningrum
Warta Ekonomi, Jakarta -

Masyarakat sudah seharusnya menggunakan aplikasi berlabel dalam negeri untuk bisa bersaing di kancah internasional. Namun sayangnya, sebagian besar masyarakat Indonesia sering merasa karya anak bangsa sebagai kelas dua, bahkan kelas tiga.

Chief Executive Officer (CEO) Oorth Krishna Adityangga mengatakan, perlu belajar dari masyarakat luar negeri yang sangat loyal terhadap buatan negaranya. Sebut saja di negara Korea Selatan yang mewajibkan negaranya menggunakan aplikasi media sosial KakaoTalk.

"Sebenarnya, Indonesia mampu seperti itu terlebih kepada otoritas, kita berharap di dengar pemerintah dan dibantu," kata Krishna dengan nada harap di Solo, belum lama ini.

Karena itu, pemerintah khususnya Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bisa membuka peluang berkembangnya aplikasi-aplikasi yang serupa dengan Oorth.

"Oorth memang berada di daerah, tapi kita berharap dalam mengembangkan IT, pemerintah tidak mengenal regional saja," imbuhnya.

Platform media sosial berbasis komunitas Oorth merupakan produk dari Skynosoft yang diluncurkan sejak 2017. Fitur utamanya berupa digital wallet dan donasi bagi komunitas. Belum setahun berdiri penggunanya diklaim telah mencapai 30.000.

Aplikasi ini sudah dikembangkan lewat versi Android, iOS, dan web. Bahkan, selain Indonesia pemakainya sudah sampai ke mancanegara seperti Amerika Serikat, Rusia, Australia, Malaysia, Filipina, Hong Kong, Singapura, dan masih banyak lagi.

"Pengguna dari internasional rata-rata komunitas pekerja migran," terang Krishna.

Selain memberikan kemudahan untuk chatting bagi komunitas, berbagi foto dan video, Oorth mempunyai fitur utama berupa digital wallet dan donasi stream. Dengan begitu, komunitas-komunitas yang terdaftar dan terverifikasi di Oorth bisa melakukan penggalangan dana dan iuran komunitas secara digital.

Kata Krishna, segi keamanan data menjadi tantangan Oorth lantaran masih ada kekhawatiran dari berbagai pihak yang takut disalahgunakan.

"Oorth sendiri patuh terhadap regulasi yang berlaku di tempat, Oorth untuk keamanan dan kebijakan soal terorisme jelas itu bertentangan dengan Undang-Undang ITE sendiri dan Pancasila. Oorth sendiri basisnya Pancasila jadi kita tidak mungkin bertentangan dengan Pancasila," terangnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Dina Kusumaningrum
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: