Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

BTN Bagikan Dividen Paling Mungil, Ini Alasannya

BTN Bagikan Dividen Paling Mungil, Ini Alasannya Kredit Foto: Fajar Sulaiman
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Bank Tabungan Negara (persero) Tbk atau BTN membagikan dividen sebesar 20% dari total laba tahun 2017 yang terdiri dari dividen reguler 20% dan dividen spesial 0%. Bila dibandingkan bank BUMN lainnya jumlah ini terbilang paling mungil. Pasalnya, BRI dan Bank Mandiri masing-masing menebar dividen sebesar 45% dari total labanya di tahun 2017. Sementara BNI memberikan 35% labanya sebagai dividen.

Direktur Utama BTN Maryono mengatakan tidak adanya dividen spesial karena Kementerian BUMN telah menugaskan BTN untuk mengurangi kebutuhan hunian yang belum terpenuhi alias backlog perumahan yang saat ini mencapai 11,4 juta.

"Kenapa enggak ada dividen spesial? Pertama, kita ini mndapatkan tugas mensukseskan program satu juta rumah dimana backlog perumahan 11,4 juta. Kedua, concern Kementerian BUMN untuk melakukan percepatan mengurangi backlog sehingga dividennya hanya 20%," ujar Maryono di Jakarta, Jumat (23/3/2018).

Selain itu, kata dia, pihaknya juga membutuhkan tambahan modal untuk ekspansi bisnis dan mengejar target perseroan. "Pertumbuhan kredit 20-24% ditargetkan makanya butuh modal lebih besar lagi," ucapnya.

Menurutnya, penambahan modal ini wajar mengingat rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/ CAR) BTN masih rendah dibandingkan bank BUMN lainnya. Pada 2017 CAR BTN mengalami penurunan 7,23% menjadi 18,87%. Sementara CAR bank BUMN lain seperti Bank Mandiri 21,7% dan BRI 22%.

"Bank BUMN lain modalnya besar sehingga daripada modal nganggur lebih baik dibagikan ke dividen. Beda dengan BTN, modal kita masih di 18%, target kredit kita besar. Bukan karena BUMN pilih kasih, tapi karena memang logikanya begitu," ucapnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: