Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rini Soemarno: BUMN Untung, Bangsa Sejahtera

Rini Soemarno: BUMN Untung, Bangsa Sejahtera Pemerintah menargetkan penyatuan atau holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor pertambangan rampung tahun ini. Nantinya, holding tersebut menyatukan empat BUMN, yaitu PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero), PT Aneka Tambang (Persero) Tbk, PT Bukit Asam (Persero) Tbk, dan PT Timah (Persero) Tbk. | Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kalau BUMN alias perusahaan negara untung, bangsa akan sejahtera. Sesama BUMN seharusnya saling mendukung dan saling menjaga satu sama lain sehingga bisa menjadi lebih baik untuk lingkungan BUMN itu sendiri, atau bahkan untuk bangsa.

Menteri BUMN, Rini Soemarno, meminta seluruh perusahaan negara untuk bersinergi memanfaatkan keunggulan masing-masing sehingga dapat menyejahterakan masyarakat serta bisa menjadi pilar yang dapat mempersatukan Indonesia.

"Dengan kinerja keuangan yang bagus, BUMN itu bisa menjadi pilar karena hadir di seluruh titik pelosok Indonesia," kata Rini usai mengikuti acara Fun Bike BUMN 2018 di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Minggu (25/3/2018).

Menurut Rini, pada dasarnya BUMN harus bekerja sama. Kalaupun harus berkompetisi, tidak apa-apa, asalkan berkompetisi secara sehat. Ia menekankan bahwa BUMN harus bisa berbagi kepada masyarakat luas sesuai dengan tugasnya sebagai agen pembangunan.

"Walaupun ada beberapa perusahaan yang kurang sehat, cukup banyak perusahaan yang kinerjanya makin bagus," tegasnya.

Di hadapan sekitar 1.200 karyawan BUMN yang mengikuti sepeda santai hari itu, Rini mengatakan bahwa para direksi BUMN harus selalu mencari terobosan dalam menjalankan perusahaan.

"Jika perusahaan untung, tentu yang paling utama diperhatikan adalah kesejahteraan karyawan terlebih dahulu. Kalau karyawan ada yang belum punya rumah, kita harus berupaya bagaimana bisa menyediakannya," ujanya.

Ia pun menargetkan pada tahun 2018 tidak ada lagi perusahaan yang menderita kerugian. Dari jumlah BUMN yang mengalami defisit selama 2017 sebanyak 12 perusahaan.

Pada tahun 2016, kata dia, jumlah BUMN yang rugi mencapai 24 perusahaan, pada tahun 2017 turun menjadi 12 perusahaan, kemudian pada tahun 2018 targetnya tidak ada lagi yang rugi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ratih Rahayu

Bagikan Artikel: