Mesir memulai pemilihan kedua dari tiga hari pemilihan presiden pada hari Selasa (27/3/2018) dengan Presiden Abdel Fattah al-Sisi diramalkan akan memperoleh kemenangan yang mudah, setelah pihak berwenang mendesak orang-orang untuk memberikan suara mereka bagi eks komandan militer Mesir tersebut.
Sisi hanya menghadapi satu penantang, yang diharapkan nyaris tidak mendaftar melawan incumbent, yang notabene dia dukung. Kritik telah mengecam pemilu sebagai sandiwara setelah penantang yang lebih serius dipaksa mundur, sebagaimana dikutip dari Reuters, Selasa (27/3/2018).
Pihak berwenang Mesir berharap bahwa tiga hari pemungutan suara akan cukup untuk menghasilkan jumlah yang layak untuk Sisi. Presiden masih memiliki banyak pendukung, tetapi langkah-langkah penghematannya dalam beberapa tahun terakhir dan tindakan keras terhadap keamanan telah mengikis sejumlah dukungan.
Komisi pemilihan Mesir mengatakan pemilihan akan bebas dan adil, dan Sisi mengatakan dia akan menyukai jika ada lebih banyak kandidat yang akan mencalonkan diri. Jajak pendapat dibuka pada hari Senin, dengan mereka yang memberikan suara mengatakan mereka memilih untuk menjaga stabilitas Mesir.
Sisi, eks Jenderal yang pada tahun 2013 memimpin penggulingan militer presiden pertama terpilih secara demokratis di Mesir, Mohamed Mursi dari Ikhwanul Muslimin, berusaha untuk mengalahkan pemberontak Islam di Semenanjung Sinai dan menyelesaikan serangkaian mega-proyek diresmikan dengan gembar-gembor besar sejak dia berkuasa.
Sisi mengatakan dia tidak akan mencari masa jabatan ketiga, tetapi kritikus mengharapkan dia untuk menghapus batas waktu masa jabatan presiden selama dua periode. Dia memenangkan hampir 97 persen suara pada tahun 2014, tetapi kurang dari separuh orang Mesir yang memenuhi syarat memberikan suara, meskipun pemilihan diperpanjang hingga tiga hari.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo