Peraih Nobel Malala Yousafzai Menangis Pulang ke Negara Asalnya
Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Malala Yousafzai menangis ketika kembali secara emosional ke negara asalnya, Pakistan, pada Kamis (293/2018), enam tahun setelah dia ditembak di kepala oleh orang-orang bersenjata Taliban karena mengadvokasi pendidikan kepada anak-anak perempuan.
Yousafzai, bepergian dengan ayah dan adik laki-lakinya, bertemu Perdana Menteri Shahid Khaqan Abbasi di ibu kota, Islamabad, sebelum memberikan pidato singkat di televisi nasional.
“Ini adalah hari terindah dalam hidupku. Saya masih tidak percaya itu terjadi,” ungkapnya, menghapus air mata, sebagaimana dikutip dari Reuters, Kamis (29/3/2018).
"Saya biasanya tidak menangis. Saya masih berusia 20 tahun tetapi saya telah melihat begitu banyak hal dalam hidup," tambah Yousafzai, dengan mengenakan pakaian tradisional shalwar khameez dengan kepalanya ditutupi dengan syal duppata merah dan biru.
Yousafzai berbicara tentang pentingnya pendidikan dan tentang upaya yayasan amalnya untuk membantu para gadis, seringkali berpindah antara bahasa Inggris dan bahasa Pashto dan Urdu.
"Selamat datang kembali," ungkap Perdana Menteri Abbasi kepada Yousafzai.
"Ketika dia pergi, dia masih berumur 12 tahun. Sekarang, dia telah kembali sebagai warga negara Pakistan yang paling penting," tuturnya.
Ini adalah kunjungan pertama Yousafzai ke tanah airnya sejak dia diterbangkan untuk perawatan medis di Inggris pada tahun 2012. Namun dia tidak diperbolehkan melakukan perjalanan ke wilayah rumahnya di Swat, di pegunungan barat laut Islamabad, karena ancaman keamanan terhadapnya, seorang kerabat dan sumber keamanan mengatakan kepada Reuters.
“Sudah lama keinginan Malala Yousafzai dan orang tuanya untuk mengunjungi Swat dan melihat kerabat dan teman-temannya. Tetapi dia tidak diberi izin karena masalah keamanan,” tutur seorang kerabat, yang menolak untuk diidentifikasi.
Sebelumnya, Geo TV Pakistan menunjukkan rekaman Yousafzai setelah dia tiba di bandara Islamabad, berjalan ke mobil yang dikawal oleh petugas keamanan. Pada Oktober 2012, pria bersenjata bertopeng menghentikan bus yang membawa Malala dan beberapa teman pulang dari sekolah dan menembaknya. Dua temannya juga terluka.
Pada usia 17 tahun, pada tahun 2014, Yousafzai menjadi penerima termuda Hadiah Nobel Perdamaian untuk usahanya dalam aspek pendidikan. Dia juga menjadi simbol ketahanan perempuan secara global dalam menghadapi penindasan. Pekan lalu, di Twitter, Yousafzai, yang tinggal di Inggris dan sedang belajar di Universitas Oxford, mengungkapkan kerinduan untuk tanah airnya.
“Pada hari ini, saya sangat menyukai kenangan indah tentang rumah, bermain kriket di atas atap dan menyanyikan lagu kebangsaan di sekolah. Selamat Hari Pakistan!” tulisnya pada 23 Maret.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo