Dalam dunia bisnis, seringkali kita mendengar istilah waralaba. Namun, tahukah Anda apa itu bisnis waralaba? Menurut bahasa Prancis, waralaba atau franchise berarti hak atau kebebasan. Sementara menurut Wikipedia Inggris, arti waralaba adalah hak-hak untuk menjual suatu produk atau jasa maupun layanan.
Kalau menurut pemerintah Indonesia, arti waralaba adalah perikatan yang salah satu pihaknya diberikan hak memanfaatkan dan atau menggunakan hak dari kekayaan intelektual (HAKI) atau pertemuan dari ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh pihak lain tersebut dalam rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan jasa.
Sementara menurut kebanyakan orang, arti waralaba adalah sebuah bisnis cepat yang menguntungkan dan yang mudah untuk dilakukan. Lalu, apa arti waralaba yang sebenarnya?
Waralaba menurut penjelasan Robert Kiyosaki adalah sebuah skema yang lebih diperuntukkan untuk mengembangkan usaha yang bertujuan untuk meningkatkan penghasilan dari si pemilik bisnis itu sendiri.
Jadi, si pemilik bisnis atau yang lebih dikenal dengan sebutan franchisor menggunakan uang si pembeli franchise atau yang biasa disebut franchisee untuk membesarkan bisnisnya. Barternya, ia menjual kepada si pembeli franchise sebuah sistem bisnis yang sudah siap berjalan sehingga harapannya si franchisee punya penghasilan dari sebuah bisnis tanpa perlu bersusah-susah membangunnya.
Perlu Anda ketahui, cara mengembangkan sebuah bisnis itu ada 4 model. Pertama, dengan menggunakan sistem waralaba seperti yang saya terangkan di atas; kedua, dengan membuka cabang usaha; ketiga, dengan joint venture; dan keempat, dengan membuat perusahaan go public dengan melakukan IPO (Initial Public Offering).
Kesimpulannya, sistem waralaba adalah cara mengembangkan sebuah bisnis dan bukan seperti apa yang diyakini oleh masyarakat umum. Coba Anda bayangkan, seolah-olah Anda mempunyai sebuah bisnis yang sudah mapan sistemnya. Bisnis Anda tersebut berlokasi di daerah X. Kemudian, Anda ingin membuka lagi "kembaran" bisnis Anda di daerah Y dengan tujuan agar laba bersih bisnis Anda meningkat.
Bisakan Anda membuat "kembaran" usaha Anda itu, baik dengan modal Anda maupun dengan modal orang lain? Tentu saja bisa. Nah, kalau dengan modal Anda sendiri, berarti Anda membuka cabang. Kalau dengan modal orang lain, berarti Anda membuat waralaba atau melakukan joint venture terhadap bisnis Anda.
Bagi Anda yang berposisi sebagai orang yang akan membeli waralaba, tentunya Anda sudah paham bahwa hakikat dari sistem waralaba adalah lebih ke "kepentingan" si pemilik usaha tersebut, yaitu mengembangkan bisnis mereka. Walaupun demikian, mereka juga paham bahwa mereka butuh Anda sebagai partner bisnis yang siap secara tempat, modal, dan operasional bagi bisnis mereka.
Dengan begitu, mereka mau "membagi kue" mereka kepada Anda, tetapi dengan syarat Anda memberikan mereka modal dengan cara "membeli sistem bisnis mereka". Dengan kondisi yang seperti ini, Anda harus siap untuk "mengeluarkan uang lebih banyak". Maka dari itu, jangan heran kalau bisnis waralaba yang bagus itu rata-rata harganya mahal.
Bagi Anda yang berposisi ingin membuat bisnis franchise atau bisnis waralaba, Anda ingatkah bahwa hakikat dari sistem waralaba adalah sebagai faktor kali bisnis Anda? Maka Anda harus paham betul bahwa sistem waralaba bukanlah sebuah jenis bisnis, melainkan cara untuk mengembangkan sebuah bisnis. Jadi, salah besar jika Anda berniat untuk langsung membuat bisnis dengan skema franchise atau waralaba. Apa alasannya? Karena sistem Anda belum teruji. Bagaimanapun usaha Anda dan sebesar apapun tenaga Anda untuk "menyempurnakan" sistem waralaba bisnis Anda, hal itu tidak akan bisa terjadi. Hal ini karena sistem waralaba adalah sebagai cara untuk mengembangkan sebuah bisnis.
Sistem waralaba bisa menjadi sempurna karena ia sudah berjalan dan mengalami perbaikan selama bertahun tahun. Anda bisa melihat McDonalds, Kentucky Fried Chicken (KFC), Pizza Hut, dan waralaba-waralaba besar dunia. Mereka tidak serta-merta langsung mewaralabakan bisnis mereka. Mereka "menstabilkan" bisnis mereka terlebih dahulu baru mewaralabakan bisnis mereka. (Sumber: Dokterbisnis.net)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ning Rahayu
Editor: Fauziah Nurul Hidayah
Tag Terkait: