Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Daftar Negara yang Santer Gelontorkan Dana Riset

Daftar Negara yang Santer Gelontorkan Dana Riset Israel | Kredit Foto: Warta Ekonomi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Negara maju identik dengan negara-negara yang menguasai teknologi maju. Teknologi tersebut tak lepas dari hasil riset dan pengembangan yang dilakukan di negara-negara tersebut. Oleh karena itu, dana riset dan pengembangan menjadi satu kunci penting untuk keberhasilan negara tersebut. 

Sebut saja Jepang, negara ini menguasai beragam teknologi, mulai dari elektronik, otomotif, robot, hingga peralatan medis. Industrinya yang berkembang pesat membawa negara tersebut ke jajaran negara maju dan menjadi raja industri di Asia. Negara yang lain, Korea Selatan. Negara tersebut pernah mencicipi sulitnya menjadi negara miskin di tahun 1960, tetapi ekonominya menggeliat setelah mengembangkan ekonomi berbasis riset dan pengembangan, khususnya untuk produk-produk berbasis teknologi.

Memacu pertumbuhan teknologi memang tidak mudah. Bukan hanya membutuhkan waktu yang panjang, tetapi biaya untuk riset yang besar. Sudah terbukti, negara-negara besar selalu mengalokasikan dana riset dan pengembangan dalam jumlah yang besar.

Contohnya Israel, negara ini menduduki peringkat pertama dalam hal alokasi dana risetnya. Alokasi dana risetnya sebesar 4,21% dari Produk Dimestik Bruto (PDB). Israel memiliki PDB sebesar US$317,75 miliar, artinya dana yang dialokasikan untuk riset sekitar US$13,38 miliar. Berkat dana riset yang besar tersebut, negara yang berada di padang pasir ini memiliki banyak keunggulan teknologi dan inovasi pada berbagai industri. 

Lantas bagaimana dana riset dan pengembangan yang dialokasi oleh Indonesia. Indonesia hanya mengalokasikan sebesar 0,08% dari PDB untuk riset, atau sekitar US$0,75 miliar. Persentase tersebut paling kecil dari negara di kawasan Asia Tenggara sekalipun.

Israel Dana Riset: US$13,38 Miliar

Pengguna personal computer atau laptop pasti mengenal Intel dan AMD sebagai prosesor yang andal. Dua merek itu adalah buatan Israel. Beberapa teknologi lain yang juga hasil temuan negara ini, antara lain elektro optic sensor untuk smartwatch dan smartphone, komponen jaringan untuk menghubungkan perangkat komputer dan gawai (gadget) ke internet, memory stick atau flashdisk, kamera smartphone, dan satelit untuk konektivitas internet. 

Demi menyokong pembangunan di bidang teknologi, pemerintah telah menyediakan lebih dari 300 pusat penelitian dan fasilitas lain yang berhubungan dengan pengembangan teknologi. Di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital, generasi muda di Israel memiliki kecerdasan berinovasi dalam pengembangan aplikasi smartphone. Salah satu aplikasi yang sangat terkenal adalah Waze, yang membantu navigasi dalam perjalanan. 

Pada Maret 2017, Israel menjadi perhatian dunia ketika Intel membeli perusahaan MobileEye dengan harga US$15,3 miliar. Perkembangan teknologi digital di Israel bahkan menarik minat Alibaba untuk mendirikan pusat penelitian dan pengembangan yang bernama DAMO Academy yang bernilai US$15miliar. Nantinya, laboratorium ini akan mengembangkan teknologi dasar dan teknologi big data.

Tidak hanya di bidang teknologi digital, Israel juga maju dalam teknologi pertanian. Teknologi negara ini juga diterapkan di Ethiopia sehingga membuat negara yang pernah menderita kelaparan ini memiliki pertanian yang maju. Beberapa teknologi dari Israel yang digunakan di negara ini, antara lain teknologi Watergen yang mampu mengubah udara menjadi air, teknologi Aora yang mengubah energi matahari menjadi energi listrik, teknologi pupuk ICL yang membuat buah-buahan lebih lebat dan sehat, serta teknologi Nefatim yang membuat para petani Ethiopia memanfaatkan air lebih efisien.

Korea Selatan Dana Riset: US$58,57 Miliar

Korea Selatan menjadi negara kedua dengan peringkat dana riset terbesar di dunia. Alokasi dana riset yang besar membuat negara ini maju dalam bidang teknologi. Pertumbuhan teknologi di negara ini membuat negara yang sempat menjadi negara miskin bisa bangkit dan menjadi negara modern. 

Negara ini memiliki beberapa perusahaan teknologi sukses di dunia, salah satunya Samsung, perusahaan teknologi dengan penjualan US$174 miliar di tahun 2017 lalu. Selain itu Hyundai, produsen mobil yang sudah mendunia.

Tidak hanya maju dalam pengembangan gawai dan mobil, negara ini juga maju mengembangkan alutsista canggih. Beberapa senjata perang buatan Korea Selatan, antara lain perisai pertahanan udara untuk menangkal serangan rudal pesawat tempur; roket dan drone; Tank K-30 BIHO yang memiliki kemampuan menjatuhkan helikopter; dan Cheongung MR-SAM, truk dengan 8 peluncur rudal. 

Jepang Dana Riset: US$171,42 Miliar 

Jepang boleh dibilang sebagai raja industri teknologi di Asia. Sony, Toshiba, Mitsubishi, dan Panasonic adalah perusahaan ternama di Jepang yang produknya meramaikan pasar teknologi dunia. Perkembangan teknologi di negara ini tak lepas dari dukungan pemerintah. Pada tahun 2016 lalu, pemerintah berinvestasi 26 triliun yen untuk perkembangan teknologi dan usaha kecil untuk lima tahun ke depan. 

Teknologi Jepang lainnya yang sudah mendunia tentu saja otomotif. Negara ini memiliki banyak perusahaan dengan produk terkenal di dunia, seperti Toyota, Honda, dan Mitsubishi. Produknya mendominasi pasar negara-negara berkembang seperti Indonesia. 

Selain maju dalam industri teknologi elektronik dan otomotif, Jepang juga terdepan dalam menciptakan robot. Teknologi robot yang diciptakan oleh negara ini juga terbukti sangat bermanfaat untuk masyarakat yang membutuhkan, seperti Robot Asimo, Q-Rio, Maido-Kun, dan HRP-4C. 

Teknologi robot di Jepang telah diterapkan dalam dunia medis. Negara ini sedang mengembangkan robot seukuran jari manusia yang nantinya bisa bergerak bebas di dalam tubuh untuk melakukan pemeriksaan dan pembedahan. Menurut perkiraan Robotics Society of Japan, robot akan mengoperasi manusia secara otomatis pada tahun 2025 dan 2050 mendatang.

Finlandia Dana Riset: US$7,89 Miliar 

Finlandia pernah mengeluarkan produk yang menggebrak pasar telekomunikasi dunia dengan merek Nokia. Kemajuannya yang pesat di bidang teknologi komunikasi membuat negara ini sejajar dengan Jepang, Jerman, dan Amerika Serikat dalam menguasai pasar teknologi dunia. Salah satu faktor di balik kesuksesan negara ini adalah di bidang teknologi dengan riset dan pengembangan teknologi yang mumpuni. 

Namun setelah perusahaan tersebut bangkrut, saat ini negara berfokus pada pengembangan perangkat lunak. Salah satunya adalah game mobile Angry Birds dan Clash of Clans yang juga sangat populer. Industri mobile game di Finlandia cukup menjanjikan dan melesat dengan cepat hingga mampu memikat sejumlah lembaga pendanaan. Setelah jatuhnya Nokia, banyak startup yang ingin mempertahankan posisi negara sebagai negara dengan teknologi yang tinggi.

Finlandia juga mempunyai teknologi canggih yang dapat mengolah sampah menjadi sumber energi pembangkit listrik atau waste to energy dan keamanan udara atau air savety. Dengan kemampuan yang dimiliki, negara tersebut berencana menerapkan teknologi yang dimiliki di Indonesia untuk membuat Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa). Selain itu, negara ini juga menawarkan teknologi radar yang berfungsi membaca cuaca untuk keselamatan penerbangan.

Swedia Dana Riset: US$16,98 Miliar

Swedia adalah negara yang ekonominya digerakkan oleh teknologi. Warganya sangat memanfaatkan teknologi komunikasi, seperti jaringan broadband super cepat, ponsel, dan komputer. Pemerintah memberikan stimulus yang ditujukan untuk mendongkrak penerapan broadband serta pengembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sehingga menghadirkan peluang bagi pertumbuhan ekonomi. 

Swedia juga merupakan negara di Eropa yang terkenal dengan produk ponsel. Salah satu perusahaan ponsel ternama yang pernah ada adalah Ericsson, yang kemudian bekerja sama dengan Sony untuk melahirkan ponsel-ponsel berkualitas dengan merek Sony Ericsson. Namun, nasibnya pun sama seperti Nokia yang kemudian bangkrut karena produk Sony Ericsson mulai tidak diminati. 

Sama seperti Finlandia, setelah bangkrut di bisnis ponsel, langkah berikutnya yang dilakukan pemerintah adalah mengembangkan aplikasi untuk tetap bertahan dalam bisnis teknologi. Beberapa aplikasi yang terkenal, antara lain Spotify, Skype, dan Torrent, perusahaan yang menggunakan fleksibilitas internet untuk komunikasi dan berbagi informasi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Ratih Rahayu

Bagikan Artikel: