Bank Indonesia menginginkan pengembangan industri berorientasi ekspor dipercepat sebagai salah satu upaya penting dalam mendorong surplus neraca transaksi berjalan (current account) dan pada akhirnya akan memperkuat stabilitas makroekonomi dan struktur perekonomian.
"Kondisi tersebut merupakan prasyarat untuk membawa pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih kuat, berkelanjutan, berimbang, dan inklusif,"Â ungkap Gubernur BI Agus D.W. Martowardojo pada diskusi publik yang dilaksanakan di Batam, Kepulauan Riau, Jumat (13/4/2018).
Untuk mendorong percepatan itu, kata dia, BI bersama pemerintah terus berkoordinasi dan melakukan berbagai usaha seperti perluasan akses pasar dan optimalisasi kawasan industri.
Meskipun demikian, BI masih meramalkan neraca transaksi berjalan masih mengalami defisit sebesar 2,0%-2,1% terhadap PDB pada tahun ini, lebih tinggi dari tahun lalu yang sebesar 1,7% dari PDB. Artinya, nilai ekspor RI masih belum mampu mengimbangi nilai impor RI di tahun 2018.
Untuk diketahui, diskusi publik merupakan bagian dari rangkaian acara Rapat Koordinasi antara Bank Indonesia, Pemerintah Pusat, dan Pemerintah Daerah (Rakorpusda) yang diselenggarakan bersama oleh Bank Indonesia dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
Turut hadir sebagai pembicara adalah Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Sekjen Kementerian Perindustrian Haris Munandar, dan Gubernur Kepulauan Riau Nurdin Basirun. Bertindak sebagai moderator adalah Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam Lukita Dinarsyah Tuwo.
Sebagai rangkaian dalam Rakorpusda, Bank Indonesia pada hari ini juga melakukan komunikasi dengan berbagai unsur di Batam, Kepulauan Riau. Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo hadir dalam kegiatan "BI Mengajar" di Universitas Batam.
Dalam paparannya, Perry Warjiyo menjelaskan mengenai kebijakan-kebijakan BI yang dilakukan untuk menjaga stabilitas sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Pada kesempatan tersebut juga dilaksanakan penandatanganan Nota Kesepahaman antara BI dan Universitas Batam untuk meningkatkan kerja sama dalam pendidikan, penelitian, kepemimpinan, dan pengabdian kepada masyarakat dalam bidang kebanksentralan.
Selain itu, untuk memperkenalkan transaksi nontunai, Deputi Gubernur BI Sugeng melakukan peresmian transaksi nontunai di Ponpes Darul Falah, Batam. Sementara dari sisi tunai, Deputi Gubernur BI Rosmaya Hadi bersama dengan Wakil Asisten Operasi Kasal Mabes TNI AL Laksamana Pertama TNI Yusuf melakukan pelepasan kas keliling ke 6 (enam) pulau terluar di Kepulauan Riau, yaitu Pulau Jumaja, Pulau Tarempa/Anambas, Pulau Sekatung Laut, Pulau Subi, Pulau Serasan, dan Pulau Tambelan Besar, setelah sebelumnya menyelenggarakan sosialisasi Ciri-Ciri Keaslian Uang Rupiah (CIKUR) kepada kalangan pelajar di Batam, Kepulauan Riau.
Diharapkan dengan rangkaian kegiatan tersebut dapat semakin meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai tugas dan peran Bank Indonesia serta membangun kesadaran setiap elemen masyarakat untuk bersama-sama membangun perekonomian bangsa.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fauziah Nurul Hidayah