Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Moody's Sebut Ekonomi Rusia Mampu Lawan Sanksi AS

Moody's Sebut Ekonomi Rusia Mampu Lawan Sanksi AS Kredit Foto: Reuters/Maxim Shemetov
Warta Ekonomi, Moskow -

Lembaga pemeringkat Moody's Investors Service mengatakan pada hari Rabu (19/4/2018), keuangan publik dan eksternal Rusia yang kuat akan melindungi ekonomi dari dampak sanksi terbaru AS kepada Moskow.

Namun, sanksi kredit negatif untuk beberapa penerbit utang Rusia, terutama raksasa aluminium Rusia United Company Rusal Plc (0486.HK), Moody's mengatakan dalam sebuah laporan.

"Sistem perbankan Rusia memiliki kapasitas penghasilan yang cukup untuk menyerap kerugian kredit yang timbul dari eksposur ke perusahaan yang terkena sanksi," tutur lembaga pemeringkat, sebagaimana dikutip dari Reuters, Kamis (19/4/2018).

Penilaian Moody berbeda dengan penilaian Fitch, yang mengatakan minggu lalu bahwa sanksi AS akan membatasi pertumbuhan ekonomi potensial Rusia dan sangat berdampak pada perusahaan yang ditargetkan.

Menteri Keuangan AS menjatuhkan sanksi awal bulan ini atas tujuh oligarki Rusia dan 12 perusahaan yang mereka miliki, serta 17 pejabat senior pemerintah Rusia. Moskow menyebut sanksi ini melanggar hukum dan telah memperingatkan sebuah pembalasan.

"Profil kredit pemerintah Rusia - peringkatnya adalah Ba1 dengan prospek positif - berada dalam posisi yang baik untuk menahan dampak sanksi baru," tutur Kristin Lindow, Wakil Presiden Senior Moody dan rekan penulis laporan tersebut.

"Harga minyak yang lebih tinggi akan membantu pemerintah untuk membuat kemajuan lebih lanjut dalam membangun kembali penghematan fiskal," tambahnya.

"Risiko terhadap profil kredit Rusia berasal dari kemungkinan entitas Rusia terputus dari pasar modal internasional untuk beberapa waktu," pungkas Moody.

Moody mengharapkan pemerintah Rusia untuk meningkatkan dukungan ke daerah yang mengalami penurunan pendapatan karena sanksi. Washington mengutip aneksasi Rusia 2014 dari Krimea dari Ukraina, keterlibatan dalam perang sipil Suriah dan dugaan ikut campur dalam pemilihan presiden AS tahun 2016 untuk pemberlakuan sanksi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Bagikan Artikel: