Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Strategi Digital Cashless Payment China Tinggalkan Dominasi Amerika

Oleh: Hora Tjitra, Managing Director Tjitra & Associates dan Mantan Guru Besar Psikologi Terapan Zhejiang University (China)

Strategi Digital Cashless Payment China Tinggalkan Dominasi Amerika Kredit Foto: Warta Ekonomi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Di saat Indonesia sedang ramai dengan sosialisasi pembayaran nontunai, seperti e-Money, Flazz, dan sebagainya, China diam-diam telah menjadikan dirinya sebagai pemimpin dunia dalam pembayaran digital. Dimotori oleh dua raksasa internet, Alibaba dan Tencent yang menguasai 93% pasar pembayaran digital dengan nilai transaksi US$5,7 trilun di tahun 2017. Nilai tersebut sekitar 50 kali lebih besar daripada Amerika Serikat.

Dalam kunjungan terakhir saya ke China pada Februari lalu, sewaktu transit di Bandara Xiamen China, saya membeli kopi di Starbuck dan ternyata tidak ada uang kembali karena di sana semua orang semua sudah memakai cashless QR-code. Bahkan di warung-warung di pinggir jalan, orang-orang membayar makanan mereka dengan memakai salah satu dari dua apps (WeChat atau Alipay) yang paling populer di China ini. Hal yang sangat mengejutkan, mengingat beberapa bulan yang lalu, fenomena ini belum sampai seluas ini. 

Kebetulan saya dan keluarga tinggal di kota Hangzhou, sebuah kota pariwisata yang terkenal dengan Danau Xihu yang indah. Di samping keindahan kota, Hangzhou juga dikenal sebagai pusat e-commerce di China, menjadi headquarter dari raksasa Alibaba yang di miliki oleh Jack Ma, dan pemilik dari Alipay, sang market leader dari apps pembayaran digital payment China, bahkan dunia.

Bagaimana semuanya berubah dengan sangat cepat, hanya dalam beberapa bulan saja transformasi dari cash menjadi cashless dan membuat China melompat dalam jajaran negara digital di jajaran terdepan. Berikut faktor-faktor yang sekiranya membantu perkembangan cashless society berkembang pesat di China:

Pertama, di China telah ada existing infrastruktur yang mapan dalam dunia digital. Alipay yang dulunya sebagai metode pembayaran e-commerce berekspansi ke real retail. WeChat yang utamanya untuk pembayaran apps dan online game dalam waktu yang sama juga melakukan hal yang sama. Pada dasarnya, sudah ada basis community virtual yang sangat besar, yang merambah dari dunia maya ke dunia nyata.

Kedua, 93% pasar hanya di dominasi oleh dua apps dalam melakukan cashless yang belakangan ini oleh Internet Giant Alibaba dan Tencent. Jadi, untuk masing-masing vendor partner juga tidak perlu menyediakan sarana yang rumit, untuk customer juga hanya memerlukan dua atau maksimal tiga apps.

Ketiga, program sosialisasi besar-besaran dengan diskon-diskon yang menarik dan sistem yang membuat orang terikat untuk kembali lagi. Ada cerita menarik sewaktu kita bertemu dengan mereka di mal, dan ingin menonton bioskop. Kita memakai digital payment bukan karena diskonnya menarik saja, tetapi juga karena setelah membayar kita mendapatkan banyak voucer-voucer tambahan yang menggoda untuk terus berbelanja.

Keempat, banyak network yang memakai fasilitas ini. Hal ini membuat kita terlihat aneh apabila tidak memilikinya. Sewaktu berkumpul dengan teman-teman, kita membayar dengan QR code, dan ini mempermudah karena tidak perlu membawa uang receh.

Kelima, karena kartu kredit dan debit yang belum sempat berkembang luas di China. Dan terakhir, kenyamanan digital payment dengan tanpa membawa uang tunai sebagai kelebihan yang sangat terasa.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ratih Rahayu

Bagikan Artikel: