Kredibel didirikan duo Muhammad Ihsan dan Yudhistira Bayu Wryatsongko. Perusahaan yang semula bernama Penipu.id tersebut merupakan sebuah perusahaan rintisan (startup) yang fokus mengidentifikasi suatu toko daring (online) yang berpotensi melakukan penipuan.
Idenya datang dari keinginan membangun ekosistem berbelanja daring yang aman, mengingat tidak jarang seseorang tertipu ketika berbelanja lewat daring. Sejak berdiri pada Maret 2016 lalu, Kredibel telah membangun 8666 laporan penipuan yang 2664, di antaranya teridentifikasi sebagai rekening blacklist dengan total kerugian sekitar Rp3,7 miliar.
Perusahaan menyimpan data-data rekening dan penjual yang memiliki rekam jejak buruk pada pusat data. Data tersebut didapatkan dari laporan pengguna, tim pencari data, maupun pihak ketiga. Perusahaan menggunakan tiga cara tersebut untuk memerangi kecurangan dalam transaksi daring.
Pengguna yang pernah ditipu oleh penjual daring bisa melaporkan langsung datanya ke perusahaan. Pun penjual daring bisa mendaftarkan diri untuk proses verifikasi sejumlah kriteria agar mendapat predikat whitelist secara cuma-cuma (gratis). Kemudian, lewat aplikasi berbasis situs (kredibel.co.id), calon pembeli bisa memverifikasi nomor rekening bank, nomor telepon penjual, atau alamat situs dan nama toko daring tertentu saat mereka takut tertipu untuk berbelanja daring.
Perusahaan ini diakui sebagai 100 perusahaan rintisan yang paling mendisrupsi pasar tahun 2017 lalu oleh Tällt Ventures, perusahaan inovasi dan data intelijen global, serta dinilai oleh juri dari berbagai perusahaan raksasa, seperti Uber, Google, Microsoft Ventures, dan Virgin Startup.
Menurut para juri, Kredibel sangat cocok dikembangkan pada pasar e-commerce informal di Indonesia. Banyak toko daring menjual barangnya lewat aplikasi pesan seperti WhatsApp maupun media sosial seperti Instagram sehingga pembeli tidak mengetahui informasi latar belakang yang mencukupi. Selain itu, proses penjualan seperti itu membuat pembeli tidak mengetahui dengan jelas apakah penjual tersebut termasuk penjual bodong atau tidak.
Kredibel membuat belanja daring informa menjadi lebih transparan dan aman. Sebagai catatan, lebih dari 80% transaksi di Indonesia masih dilakukan lewat e-commerce. Bagi pangsa pasar yang besar, sekitar 255 juta penduduk Indonesia, membangun ekosistem berbelanja daring yang aman akan memberikan dampak yang sangat besar.
Kredibel mendapatkan pendanaan pre-seed (seri-A) senilai US$5.000 dari Oscar Darmawan pada 2016 lalu dan berencana melakukan ekspansi ke negara-negara Asia Tenggara lainnya, selain Indonesia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Yosi Winosa
Editor: Ratih Rahayu