Indonesia-European Free Trade Association Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEFTA-CEPA) putaran ke-15 membuahkan hasil yang cukup signifikan menuju babak akhir, yakni penyelesaian perundingan.
Ketua Perunding IE-CEPA untuk Indonesia, Soemadi DM Brotodiningrat, menuturkan kemajuan besar dicapai kedua delegasi dalam hal pembahasan teks perundingan maupun akses pasar di bidang barang, jasa, dan investasi. Meskipun terdapat masalah tertunda dalam hal akses pasar, kedua delegasi sepakat akan menyelesaikannya di tingkat Ketua Tim Perunding dan optimistis target penyelesaian di paruh kedua 2018 dapat dicapai.
"Manfaat ekonomi yang dapat diraih dari IEFTA-CEPA yaitu pembukaan akses pasar yang lebih luas, peningkatan ekspor barang dan jasa, serta investasi. Selain itu, ada berbagai program kerja sama yang akan didapatkan dari negara-negara anggota EFTA," urai Soemadi dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin (30/4/2018).
Manfaat tersebut diyakini akan meningkatkan daya saing Indonesia di Eropa, bahkan di pasar global. Selain akses pasar ke negara-negara anggota EFTA, IEFTA-CEPA ini juga dapat menjadi pintu masuk produk ekspor Indonesia ke pasar Uni Eropa karena keduanya telah terintegrasi dalam hal ketentuan teknis, seperti hambatan teknis dalam perdagangan serta sanitasi dan fitosanitasi.
Walaupun jumlah penduduk negara-negara EFTA relatif kecil, namun tingkat ekonominya merupakan salah satu yang termaju di dunia, dengan kemampuan berinvestasi yang sangat tinggi. Untuk itu, tujuan Indonesia dalam IEFTA-CEPA bukan hanya meningkatkan pangsa produk Indonesia di pasar EFTA, tetapi juga menarik investasi EFTA ke Indonesia.
“Perundingan IEFTA-CEPA akan berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Selain itu, dalam perundingan ini juga dibahas program kemitraan yang dapat dikerjasamakan antara kedua negara,” terang Soemadi.
Sementara itu, Direktur Perundingan Bilateral Ditjen Perundingan Perdagangan Internasional selaku Wakil Ketua Perundingan IE-CEPA untuk Indonesia, Made Marthini, menekankan pentingnya penyelesaian CEPA dengan EFTA secepat mungkin untuk meningkatkan daya saing Indonesia di pasar Eropa.
“Negara-negara pesaing Indonesia sangat agresif dalam membentuk perjanjian perdagangan. Saat ini Vietnam dan Malaysia sedang dalam proses perundingan dengan EFTA. Bahkan Filipina dan Singapura telah menyelesaikan perjanjian perdagangan dengan EFTA terlebih dahulu,” ujar Made.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ratih Rahayu
Editor: Ratih Rahayu
Tag Terkait: