Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

FTA Center Jakarta Siap Surpluskan Neraca Dagang Indonesia

FTA Center Jakarta Siap Surpluskan Neraca Dagang Indonesia Kredit Foto: Antara/Aprillio Akbar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kondisi neraca perdagangan Indonesia pada tahun 2019 lalu dinilai tidak sehat. Berdasarkan catatan, tahun lalu Indonesia mengalami defisit neraca dagang sebesar US$3,20 miliar. Dari sisi kinerja ekspor, Indonesia juga mencatatkan rapor merah. Nilai ekspor Indonesia selama tahun 2019 sebesar US$167,53 miliar atau menurun 6,94% jika dibanding dengan 2018 yang sebesar US$180 miliar.

Melihat dua tahun ke belakang, rapor neraca perdagangan Indonesia memang kurang sedap dipandang mata. Sepanjang tahun 2018 Indonesia menderita defisit neraca perdagangan sebesar US$8,57 miliar. Bukan kabar yang menggembirakan, justru hal tersebut menjadi tanda masih ada pekerjaan rumah yang harus diselesaikan pemerintah Indonesia.

Di tengah kondisi tersebut, Free Trade Agreement (FTA) Center Jakarta, unit yang merupakan pilot project di bawah Kementerian Perdagangan, mengatakan memiliki komitmen untuk menggenjot kembali kinerja ekspor Indonesia. FTA Center Jakarta berharap dapat membantu mewujudkan surplus di neraca dagang Indonesia.

Baca Juga: FTA Center Jakarta: Corona Buat Eksportir Kesulitan Bahan Baku

Tenaga Ahli FTA Center Jakarta, Arie Putra, mengatakan FTA Center menjalankan berbagai macam program untuk mendorong para pelaku usaha masyarakat untuk melakukan perdagangan ekspor. Beberapa program yang dijalankan seperti edukasi dan pendampingan.

"Kami melakukan pendampingan kepada pelaku usaha termasuk UMKM. Karena sebagian besar produk olahan makanan, kami memastikan kualitas packaging dan labeling produk sehingga eksportir punya daya saing di pasar mancanegara," katanya di Jakarta, Kamis (5/3/2020).

FTA Center Jakarta memandang ada banyak sekali UMKM yang memiliki potensi ekspor di Indonesia, khususnya area Jabodatabek dan Banten. Ia berharap bisa membantu para pelaku UMKM untuk mengatasi hambatan dalam menembus para ekspor.

"UMKM sangat potensial tetapi ada dua kekurangan. Pertama dari internal seperti sumber daya manusia, kurangnya pendampingan dan koneksi. Kedua masalah sertifikasi negara pembeli, mahalnya biaya, dan ketidaktahuan tentang potensi pasar dari negara yang dituju," sambungnya.

Arie mengatakan FTA Center Jakarta fokus membekali pengetahuan informatif untuk para pelaku usaha di wilayah Jabodetabek dan Banten. Kegiatannya seperti coaching clinic yang bertujuan untuk memberikan edukasi dan advokasi serta melayani konsultasi.

"FTA Center Jakarta merupakan one stop solution untuk masuk ke pasar ekspor," jelas Arie.

Agar lebih maksimal, lanjut Arie, FTA Center Jakarta menggandeng beberapa institusi pendidikan tinggi dan instansi pemerintah daerah serta asosiasi pengusaha di wilayah Jabodetabek dan Banten.

"Kita ajak kerja sama akademisi-akademisi supaya semakin profesional. Salah satu mitra perguruan tinggi yang sudah bekerja sama yaitu LPEM FEB Universitas Indonesia. Tidak lupa pemerintah daerah, dinas-dinas perdagangan, juga asosiasi pengusaha," paparnya.

Ia memaparkan ada sejumlah program yang akan dijalankan FTA Center Jakarta pada tahun 2020 ini. Setidaknya, mereka membidik ada sebanyak 10 eksportir baru dengan total nilai ekspor sebesar US$70 ribu, mengembangkan dan membina 200 pelaku usaha baru, mendorong masyarakat memahami dan memanfaatkan fasilitas yang FTA Center sediakan, membina pengusaha-pengusaha muda.

FTA Center Jakarta juga akan meningkatkan fasilitas teknologi seperti pengembangan website agar mempermudah masyarakat memperoleh informasi dan berkonsultasi. Selain itu, mareka akan menyediakan kalkulator perdagangan yang bertujuan untuk mempermudah para pelaku usaha menghitung tarif ekspor.

"FTA memberikan beberapa keuntungan bagi para pelaku usaha. Mereka sama sekali tidak dikenakan biaya alias gratis, bisa mendapat informasi terbaru dengan cepat, dan tidak perlu khawatir dengan koneksi atau jaringan penjualan di mancanegara," pungkas Arie

Adapun, pemerintah membentuk FTA Center lewat Keppres Nomor 79 Tahun 2017. FTA Center merupakan sebuah pilot project yang didirikan di lima kota, yakni Jakarta, Bandung, Makassar, Surabaya, dan Medan pada tahun 2018 lalu. 

FTA Center memiliki peran untuk menyosialisasikan, mengadvokasi, dan mengedukasi para pelaku usaha atau eksportir. Untuk masyarakat luas, FTA Center bisa dimanfaatkan sebagai pusat informasi mengenai perdagangan bebas (free trade).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: