Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Karyawan Garuda Indonesia Bakal Mogok Kerja?

Karyawan Garuda Indonesia Bakal Mogok Kerja? Kredit Foto: Bambang Ismoyo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Para karyawan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk yang tergabung dalam Serikat Karyawan Garuda (Sekarga) dan Asosiasi Pilot Garuda (APG) mengancam akan melakukan pemogokan kerja dalam waktu dekat.

Pemogokan kerja tersebut beralasan bahwa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maskapai penerbangan ini telah terjadi kegagalan manajemen. Berbagai permasalahan di antaranya terkait kondisi keuangan perusahaan, membengkaknya jumlah direksi dan menurunnya nilai saham GIAA (kode emiten Garuda Indonesia).

Ketua Umum Serikat Bersama Garuda Indonesia Ahmad Irfan mengatakan, nilai saham GIAA mengalami kemerosotan. Pada kuartal IV 2017 tercatat Rp338/lembar saham dan terakhir Rp292 (per 25 April 2018).

Dirinya melanjutkan, sejak 2015 jumlah direksi Garuda mengalami penambahan. Pada tahun tersebut terdapat tujuh jumlah direksi dan pada 2017 terdapat total sembilan direksi.

"Jabatan direktur kargo sangat tidak diperlukan karena sebelumnya unit kargo hanya dipimpin oleh pejabat setingkat Vice President. Hal ini dikarenakan Garuda Indonesia tidak memiliki pesawat khusus kargo. Dengan dipimpin oleh seorang direktur sejak tahun 2016, kinerja direktorat kargo tidak meningkat dan hanya ada peningkatan biaya organisasi," jelas Irfan.

Sejauh ini Sekarga sudah melayangkan surat tuntutan kepada Presiden dan juga Menteri BUMN. Bilamana tidak mendapatkan respons selama satu bulan dari keduanya, para karyawan termasuk pilot akan segera melakukan pemogokan kerja.

Dalam surat tuntutannya, Serikat Karyawan PT Garuda Indonesia mengajukan dua tuntutan. Pertama, menstrukturisasi jumlah direksi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dari 8 orang menjadi 6 orang dengan bepedoman pada peraturan penerbangan sipil Republik Indonesia atau Civil Aviation Safety Regulation. Kedua, pergantian direksi dengan mengutamakan profesional di bidang penerbangan yang berasal dari internal PT Garuda Indonesia karena lebih memahami permasalahan yang terjadi di perusahaan.

"Kami tidak menginginkan kenaikan gaji atau sejenisnya. Jadi, intinya mogok bukan tujuan kami, tapi kalau ada yang mau hancurkan perusahaan, kami tidak ingin. Kami sudah lakukan upaya seperti menyuarakan pendapat, tapi tidak didengar," pungkas Ahmad Irfan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: