Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Produksi IBS di Bali Tumbuh 2,88%

Produksi IBS di Bali Tumbuh 2,88% Pekerja menjemur kerupuk jengkol di desa Kenanga, Indramayu, Jawa Barat, Selasa (6/2). Pengusaha mengaku, produksi kerupuk menurun akibat proses pengeringan terkendala cuaca sehingga terpaksa menggunakan mesin pemanggang meski kualitas kerupuk akan berkurang. Original size: 4000 x 2667 px, 3.9 Mb | Kredit Foto: Antara/Dedhez Anggara
Warta Ekonomi, Denpasar -

Produksi industri manufaktur besar dan sedang (IBS) di Bali selama triwulan pertama 2018 tumbuh sebesar 2,88% (q-to-q), atau melampaui pertumbuhan secara nasional pada periode yang sama tercatat sebesar 0,88%.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Adi Nugroho, menuturkan pertumbuhan secara YoY tumbuh sebesar 0,96%, lebih rendah dari pertumbuhan IBS secara nasional yang mencapai 5,01%.

"Sementara itu, produksi industri manufaktur mikro dan kecil (IMK) di Bali pada Triwulan I 2018 (q-to-q) tumbuh sebesar 9,95% dari triwulan keempat 2017, atau lebih tinggi daripada pertumbuhan IMK secara nasional sebesar 3,09% pada periode yang sama," tutur Adi di Denpasar, Sabtu (5/5/2018).

Produksi IMK tersebut pada triwulan I 2018 YoY mengalami pertumbuhan sebesar 0,10% dari data triwulan yang sama pada tahun 2017. Angka tersebut lebih rendah daripada pertumbuhan secara nasional yang berkembang sebesar 5,25% pada periode yang sama.

Adi Nugroho menyebutkan sebagian besar produksi IBS di Pulau Dewata mengalami pertumbuhan positif, antara lain, industri makanan tumbuh sebesar 7,96%, industri minuman 5,43%, industri pakaian jadi 2,21%, dan industri pengolahan lain-lain 0,98%.

Secara tahunan YoY, produksi IBS pada triwulan pertama 2018 mengalami pertumbuhan positif sebesar 0,96%. Angka tersebut berada di bawah pertumbuhan nasional sebesar 5,01% pada periode yang sama.

Dua jenis industri yang menyumbang pertumbuhan produksi IBS tertinggi, katanya lagi, terdiri atas industri minuman tumbuh 10,04% dan industri makanan 4,98%.

Adi Nugroho menjelaskan bahwa pertumbuhan produksi IBS pada triwulan I 2018 yang mengalami pertumbuhan, antara lain, industri pengolahan minus 15,12%, industri pakaian jadi -11,47%, industri tekstil -8,73%, industri manufaktur -4,86%, serta industri kayu, barang dari kayu, gabus, dan barang anyaman -3,16%.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ratih Rahayu

Bagikan Artikel: