Menteri Perdagangan Thailand Sonthijirawong telah meminta lebih banyak perusahaan Thailand untuk memasuki pasar China melalui platform e-commerce.
Dia membuat pernyataan ini pada hari Kamis (10/5/2018) di sebuah seminar pelatihan e-commerce bertema "Stasiun Berikutnya: China" di Bangkok.
Seminar yang diselenggarakan oleh Kamar Dagang Thailand-China dan Layanan Informasi Ekonomi China, telah membawa para ahli dan manajer tingkat tinggi dari raksasa e-commerce China, JD.com untuk berbagi model bisnisnya, dan cara mendirikan toko di platform online.
China memahkotai mitra dagang terbesar Thailand, dengan perdagangan dua arah lebih dari US$73 miliar pada tahun 2017. Sonthijirawong juga mengharapkan perdagangan bilateral akan mencapai US$120 miliar pada tahun 2020.
"E-commerce adalah kunci bagi kedua negara untuk mencapai tujuan ini," tutur Sontirat. Dia mengatakan e-commerce akan membantu produk Thailand untuk menjangkau konsumen China, sebagaimana dikutip dari Xinhua, Jumat (11/5/2018).
Dia mengatakan petani berpenghasilan rendah dan usaha kecil dan menengah dapat menggunakan teknologi digital untuk meningkatkan daya saing mereka di platform pasar online, yang menetapkan kriteria ketat untuk produk.
Sonthijirawong juga mengatakan sudah waktunya bagi Thailand untuk belajar dari China, sebuah negara yang diberdayakan oleh ledakan e-commerce. Thailand dikejutkan oleh kejayaan e-commerce China ketika 80.000 buah durian, dengan berat 200 ton, diambil oleh konsumen China di T-mall Alibaba hanya dalam waktu 60 detik.
"China telah menjadi pasar impian bagi banyak perusahaan Thailand, pelatihan ini datang pada saat yang tepat," tutur menteri pada seminar yang menarik lebih dari 700 orang yang hadir.
"Seminar ini dapat mengubah kehidupan beberapa orang yang hadir," pungkas Sontirat.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo