Warga Bogor diimbau untuk tidak mengonsumsi tutut pasca-kejadian keracunan massal yang dialami warga di Tanah Baru, Kota Bogor.
"Tujuannya untuk mengantisipasi kejadian serupa tidak terulang lagi, karena keracunan itu berasal dari tutut yang dibeli dari sumber yang sama," kata Kepala Puskesmas Bogor Utara, dr Oki Kurniawan, Minggu (27/5/2018).
Imbauan ini telah disampaikan kepada seluruh petugas kesehatan dan kader di Puskesmas Bogor Utara untuk disosialisasikan kepada masyarakat di wilayah Tanah Baru dan sekitarnya.
"Semua yang menderita mual, muntah, diare itu mengakui makan tutut, bahkan hanya dengan mencicipi kuahnya saja jadi daire," kata Oki.
Hingga Minggu pagi, jumlah pasien keracunan bertambah jadi 86 orang. Mereka yang keracunan adalah warga dalam satu RW dari tiga RT berbeda yakni RW 07, RT 01, RT 02 dan RT 05.
Warga yang mengalami mual, muntah, diare, dan deman tinggi sudah dirawat sejak Jumat (25/5) malam di puskesmas dan rumah sakit.
Penyebab pasti keracunan yang dialami 86 warga di Kampung Sawah, Kelurahan Tanah Baru sedang dianalisis di Laboratorium Labkesda Kota Bogor dan Labkesda Provinsi Jawa Barat.
Petugas kepolisian telah mengamankan tutut dari rumah bu Yayah warga RT 04/RW 07, pembuat masakan tutut tersebut. Tutut yang tersimpan di rumahnya hampir mencapai satu karung.
Menurut Oki, bisa jadi masakan tutut diolah tidak secara higienis, atau sumber air yang digunakan untuk memasak kurang bagus sehingga menyebabkan keracunan.
"Ini semua sedang ditelusuri, sampel sudah diambil, sisa tutut yang ada, memeriksa air sumur, serta bumbu masakannya," kata Oki.
Menurut warga, masakan tutut salah satu hidangan yang paling diminati setiap bulan Ramadhan. Ini terlihat maraknya pedagang tutut di pasar-pasar dan penjual takjil musiman dengan aneka rasa
"Bulan Ramadhan gini tutut paling banyak dicari, dijadikan cemilan setelah berbuka, makanya banyak pedagang tutut bermunculan," kata Sumarni, kader Posyandu RT 04/RW 07 Kelurahan Tanah Baru.
Sumarni mengatakan, di wilayahnya ada dua warganya yang menjual Tutut salah satunya buYayah. Tetapi tutut yang dikonsumsi warga hingga menyebabkan keracunan bersumber dari warung mang Juju yang dibuat oleh bu Yayah.
"Anak saya ikut makan, tapi tidak dari tutut buatan bu Yayah, pedagang satunya lagi, aman-aman saja, enggak kenapa-napa," kata Sumarni.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: