Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jalanan Rusak, Perusahaan Sawit di Kotim Diharap Tak Tutup Mata

Jalanan Rusak, Perusahaan Sawit di Kotim Diharap Tak Tutup Mata Kredit Foto: Wintor (Winteq Motor)
Warta Ekonomi, Sampit -

Perusahaan swasta perkebunan kelapa sawit yang notabene besar di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalteng, diminta tidak tutup mata melihat kerusakan jalan di daerah itu, terutama di sekitar lokasi perusahaan.

"Masih banyak jalan-jalan di kawasan pelosok yang rusak, khususnya di kawasan Utara. Kami meminta perusahaan segera membantu memperbaiki kerusakan jalan-jalan tersebut karena sangat dibutuhkan masyarakat," kata Wakil Ketua DPRD Kotawaringin Timur, Supriadi di Sampit, Jumat (1/6/2018).

Supriadi mengaku prihatin dengan banyaknya jalan rusak di kawasan Utara, padahal di kawasan itu banyak terdapat perkebunan besar swasta kelapa sawit. Seharusnya tanpa diminta pun, perusahaan diharapkan cepat tanggap ketika mengetahui ada jalan yang rusak dan segera memperbaikinya. Kawasan Utara berjarak tempuh lebih dari tiga jam dari pusat Kota Sampit Ibu Kota Kabupaten Kotawaringin Timur. Kawasan ini terdapat enam kecamatan yaitu Parenggean, Telaga Antang, Mentaya Hulu, Tualan Hulu, Bukit Santuai dan Antang Kalang.

Saat ini masih banyak jalan yang rusak dan menjadi lumpur, terlebih saat diguyur hujan. Supriadi mengaku banyak mendapat keluhan dari masyarakat tentang kerusakan jalan, salah satunya di ruas jalan yang menghubungkan Kuala Kuayan, Kecamatan Mentaya Hulu dengan Parenggean. Keberadaan jalan sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk kegiatan perekonomian dan aktivitas sehari-hari. Jika kerusakan jalan tidak ditangani dengan cepat maka dampaknya sangat luas, di antaranya mengganggu kegiatan ekonomi masyarakat serta aktivitas rutin menjadi terhambat.

Perusahaan besar swasta, khususnya perkebunan kelapa sawit diminta peduli untuk membantu memperbaiki kerusakan jalan tersebut. Apalagi, selama ini perusahaan juga memanfaatkan jalan umum di Kotawaringin Timur untuk mengangkut hasil produksi perkebunan menggunakan truk-truk yang muatannya jauh melebihi kapasitas kemampuan jalan.

Supriadi mengingatkan bahwa perusahaan memiliki kewajiban menjalankan program tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR) untuk membantu pembangunan daerah dan meningkatkan kesejahteran masyarakat, khususnya di sekitar perusahaan. Perusahaan jangan hanya mengambil keuntungan dari Kotawaringin Timur, namun tidak peduli dengan kondisi pembangunan di daerah ini. Perusahaan harus membantu karena pemerintah daerah dihadapkan pada keterbatasan dana lantaran wilayah yang begitu luas dan geografisnya yang cukup rumit.

"Saya minta perusahaan segera membantu memperbaiki kerusakan jangan agar aktivitas masyarakat kembali lancar. Gunakan dana CSR karena itu memang sesuai peruntukannya," tutur Supriadi.

Supriadi mengajak semua pihak bahu membahu membantu pemerintah daerah membangun Kotawaringin Timur. Percepatan dan pemerataan pembangunan akan terwujud jika pihak swasta juga membantu pemerintah. Dana yang bersumber dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten, dibantu pihak swasta menggunakan dana CSR. Penggunaan dana CSR harus dikoordinasikan dengan masyarakat agar efektif, tepat dan bermanfaat besar bagi masyarakat.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Hafit Yudi Suprobo

Bagikan Artikel: