Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Trump Hidupkan Kembali Temu Puncak dengan Kim Jong Un

Trump Hidupkan Kembali Temu Puncak dengan Kim Jong Un Presiden AS Donald Trump | Kredit Foto: Slate.com
Warta Ekonomi, Washington -

Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang betul-betul berubah haluan, pada Jumat mengatakan akan mengadakan pertemuan puncak dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un pada 12 Juni di Singapura untuk menghapus program senjata nuklir Pyongyang.

Delapan hari setelah membatalkan rencana pertemuan puncak itu, yang belum pernah terjadi, dengan menyebut "permusuhan terbuka" Pyongyang, Trump menyambut mantan kepala intelijen Korut, yang saat ini di bawah sanksi AS, ke Gedung Oval Gedung Putih, setelah bertukar senyum dan jabat tangan, menepuk lengannya dengan sikap ramah.

"Pertemuan yang baik hari ini. Saya pikir, ini adalah awal yang baik," kata Trump setelah berunding sekitar 90 menit dengan Kim Yong-chol, pejabat pertama Korea Utara mengunjungi Gedung Putih dalam 18 tahun dan disebut sebagai orang kedua paling berkuasa di Korut.

Trump mengatakan mengharapkan hasil sangat positif dengan Korut, tetapi mengurangi harapan untuk sebuah terobosan di Singapura.

"Kami tidak akan mengikuti dan menandatangani sesuatu pada 12 Juni, dan kami tidak pernah ada," kata Trump kepada wartawan di halaman Gedung Putih.

"Kami akan memulai proses. Dan saya mengatakan kepada mereka hari ini, 'Pelan-pelan saja, kita dapat melangkah dengan cepat, kita bisa juga perlahan-lahan,' tetapi saya pikir mereka ingin melihat sesuatu terjadi," jelasnya.

Trump mengatakan pihaknya dapat menghadiri beberapa pertemuan untuk mencapai kesepakatan, tetapi ia yakin bahwa Kim Jong-un berkomitmen untuk denuklirisasi. "Dia ingin melihat itu terjadi," kata Trump.

Hal tersebut merupakan perubahan nada bicara yang luar biasa pada seorang presiden yang tahun lalu mengancam Korut dengan "api dan kemarahan yang tidak pernah dunia lihat" karena ancaman senjata nuklir dan misil yang ditujukan ke AS.

Trump bahkan tidak lagi menggunakan kata "tekanan maksimum", yang digunakan pemerintahannya untuk menggambarkan pendekatannya ke Korut, menggabungkan sanksi ekonomi AS dan internasional paling keras dengan tindakan diplomatik dan ancaman serta persiapan militer presiden dari Republiken tersebut. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Fajar Sulaiman

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: