Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pemerintah Diminta Pastikan Benih Jagung Hibrida Berkualitas Baik

Pemerintah Diminta Pastikan Benih Jagung Hibrida Berkualitas Baik Kredit Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah harus bisa memastikan benih jagung hibrida Upaya Khusus (Upsus) berkualitas baik. Hal ini penting supaya benih tersebut bisa berdampak pada produktivitas tanaman jagung. Selama ini, benih subsidi yang diterima tidak selalu berkualitas baik dan hal ini sangat merugikan petani.

Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), Imelda Freddy, mengatakan, berdasarkan hasil penelitian CIPS di beberapa daerah, seperti di Sumenep, Jawa Timur, dan Dompu, Nusa Tenggara Barat, para petani seringkali menerima benih subsidi yang sudah berjamur dan sudah memasuki masa kedaluwarsa. Akhirnya, petani tidak merasakan dampak dari bantuan ini karena benih tidak bisa digunakan.

“Tidak jarang, mereka memutuskan untuk membeli benih yang kualitasnya jauh lebih baik dengan biaya sendiri, kebanyakan benih yang diproduksi oleh perusahaan swasta. Dengan demikian, efektivitas benih subsidi layak dipertanyakan. Benih berkualitas buruk hanya menghamburkan anggaran dan pada akhirnya tidak berdampak pada produktivitas petani,” jelas Imelda dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu (27/6/2018).

Secara umum, lanjutnya, pemerintah perlu mengevaluasi mekanisme distribusi benih jagung hibrida melalui program Upsus. Hal-hal yang perlu dievaluasi, selain kualitas benih, adalah kriteria penerima, pupuk, dan efektivitas dari program itu sendiri.

Selain itu, pemerintah juga harus bisa mengatasi fluktuasi harga jagung di pasaran. Tidak stabilnya harga dikarenakan beberapa faktor, di antaranya adalah over supply dan fluktuasi harga.

 “Satu hal lagi yang harus dijadikan evaluasi oleh pemerintah adalah mengenai kriteria penerima bantuan. Petani yang layak menerima bantuan benih Upsus adalah mereka yang berada di tingkat prakuat, yaitu petani yang memiliki potensi dan kemampuan untuk menanam jagung, namun masih membutuhkan peningkatan kapasitas untuk teknik budidaya,” tuturnya.

Selain itu, pemerintah juga harus membuat mekanisme permintaan varietas benih agar benih yang dibagikan sesuai dengan kebutuhan petani. Dengan adanya mekanisme ini, lanjut Imelda, diharapkan ada kerja sama dengan pihak swasta sebagai penyedia benih.

Kementerian Pertanian mencanangkan program Upsus untuk mewujudkan swasembada pangan 2015-2017 dengan fokus tiga komoditas, yaitu padi, jagung, dan kedelai (pajale). Tidak hanya meningkatkan luas tanam, program ini ditujukan untuk meningkatkan produktivitas daerah sentra-sentra pangan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ratih Rahayu
Editor: Ratih Rahayu

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: