Ketua Dewan Pembina Partai Hanura, Wiranto mengharapkan konflik internal partainya dapat diselesaikan dengan musyawarah, kebersamaan dan kekeluargaan agar ada titik temu diantara kedua belah pihak.
Wiranto di Jakarta, Selasa (10/7/2018), mengatakan, para elit dan pengurus Hanura seharusnya malu dengan nama partai yang mengusung jargon "Hati Nurani" jika pengurusnya saling berselisih satu sama lain.
"Sudahlah dilakukan dengan musyawarah. Partai Hanura itu kan nama hati nurani, kita kelola dengan damai dengan hati yang terbuka dan saling mengasihi. Syarat dengan kebersamaan," katanya usai menghadiri sarasehan nasional.
Wiranto juga menyarankan para elit Hanura agar mematuhi keputusan hukum yang berlaku menjelang pelaksanaan Pemilu 2019.
"Harus taat hukum. Itu merupakan suatu hal yang harus dilakukan," kata Wiranto.
Selain itu, dia berharap dualisme itu dapat diselesaikan melalui resolusi bersama untuk bersatu. Sikap saling dendam dan membenci tak akan menyelesaikan konflik dan justru menjauhkan dari cita-cita partai.
"Dengan persatuan itulah kita dapat mencapai hasil yang baik. Tidak mungkin kita namanya punya cita-cita tapi mengupayakan dengan cara-cara tidak damai. Cara-cara dendam dan benci saya kira tidak akan menghasilkan yang baik," ujarnya.
Kisruh di Partai Hanura dimulai dengan gelombang mosi tidak percaya 27 DPD dan 418 DPC terhadap kepemimpinan Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang beberapa waktu lalu. Kemudian, Oesman diberhentikan dari kursi ketua umum.
Wakil Ketua Umum Partai Hanura Marsekal Madya (Purn) Daryatmo ditunjuk sebagai pelaksana tugas ketua umum.
Hingga kini, konflik kepengurusan masih terjadi di internal Partai Hanura antara kubu OSO dan kubu Daryatmo. Konflik yang terjadi sejak awal tahun ini pun tak kunjung usai hingga pencalonan anggota legislatif saat ini.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: