Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Triwulan I 2018, Ekspor Indonesia ke Australia Raup US$667,8 Juta

Triwulan I 2018, Ekspor Indonesia ke Australia Raup US$667,8 Juta Kredit Foto: Antara/FB Anggoro
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kinerja ekspor Indonesia ke Australia pada triwulan I 2018 (Januari-Maret) meningkat sebesar 13,1% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan ekspor tersebut berasal dari peningkatan ekspor di sektor nonmigas sebesar 15,2% dan sektor migas sebesar 5,7%.

Atase Perdagangan Canberra, Nurimansyah, menuturkan, nilai ekspor Indonesia ke Australia sebesar US$667,8 juta pada triwulan I tahun 2018, meningkat hingga 13,1% dari periode yang sama tahun sebelumnya.

"Kontribusi sektor nonmigas periode triwulan I 2018 mencapai US$533,7 juta dan sektor migas US$134,1 juta,” ungkap Nurimansyah dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu (11/7/2018).

Pada triwulan I tahun 2017, nilai ekspor Indonesia ke Australia sebesar US$590,2 juta dengan kontribusi nonmigas mencapai US$463,3 juta dan kontribusi migas US$126,9 juta.

Nurimansyah menambahkan, defisit perdagangan Indonesia-Australia pada triwulan I 2018 sebesar US$757,9 juta atau turun 3,7% dari periode yang sama tahun 2017 yang sebesar US$787 juta.

Peningkatan ekspor nonmigas Indonesia pada triwulan I 2018 ini ditopang oleh ekspor sektor manufaktur, yang meningkat hingga 18,7% menjadi US$399,3 juta dari US$336,3 juta pada periode yang sama tahun 2017, dan ekspor sektor industri primer yang meningkat 6,9% menjadi US$120,7 juta dari US$112,9 juta. 

“Sektor manufaktur didorong oleh tumbuhnya beberapa komoditas yaitu elektronik, plastik, dan produk plastik, produk logam, mesin-mesin, produk kayu, dan produk karet dengan peningkatan nilai ekspor lebih dari 10%. Sementara itu, produk tekstil ekspornya naik hingga 8% menjadi US$60,1 juta dari US$55,5 juta, dengan tren ekspor lima tahun terakhir tumbuh positif hingga 7,6%. Tekstil adalah komoditas ekspor manufaktur Indonesia dengan pangsa pasar terbesar di Australia, mencapai 10,7%,” kata Nurimansyah. 

Kemudian, peningkatan ekspor sektor industri primer didorong oleh peningkatan nilai ekspor pada komoditas kayu olahan, makanan olahan, logam dasar, dan logam mulia dengan pertumbuhan lebih dari 13%. Pertumbuhan ekspor tertinggi terjadi pada logam dasar yang naik 75,2%.

Di sisi lain, ekspor sektor komoditas primer turun namun tetap berkontribusi terhadap nilai ekspor nonmigas yang positif. Bahkan terdapat kenaikan ekspor mutiara 59,3% dan komoditas perikanan lainnya sebesar 3,6%. Tren kedua komoditas tersebut dalam lima tahun terakhir meningkat di atas 10%.

Indonesia dan Australia terus berusaha mengembangkan kemitraan ekonomi yang lebih erat. Saat ini, kedua negara masih menyelesaikan perundingan Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership (IA CEPA). Selain itu, KBRI Canberra dan seluruh perwakilan Republik Indonesia di Australia secara rutin menyelenggarakan forum bisnis, mempromosikan trade, tourism, dan investment. Perwakilan RI juga selalu aktif dalam berbagai pameran dagang di Australia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ratih Rahayu

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: