MoU Diaspora Indonesia dan GKON Foundation Tingkatkan Ekspor Kopi Indonesia
Diaspora Indonesia yang tergabung dalam SME-SMI Export Empowerment Development (ID-SEED) menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Yayasan Gerakan Kopi OkeOce Nusantara (GKON Foundation) guna meningkatkan keterampilan dan pemahaman pelaku usaha dan industri kopi skala kecil dan menengah dalam menembus pasar internasional.
Kedua pihak bersepakat untuk melakukan pelatihan dan loka karya secara berkala bagi para pelaku usaha kopi terkait cara dan strategi mengekspor produk kopi mereka ke luar negeri. Pelatihan dan lokakarya pertama akan segera digelar pada Agustus mendatang di Jakarta.
Ketua Umum ID-SEED, Ira Damayanti, mengatakan bahwa permintaan kopi Indonesia mengalami permintaan yang cukup signifikan dari pasar luar negeri.
"Permintaan terus naik dengan cepat, tetapi masih banyak yang belum tahu proses dan cara mengekspor kopi mereka," ujar Ira.
Ia menambahkan bahwa sebetulnya, proses dan cara mengekspor produk ke luar negeri tidak terlalu sulit.
"Oleh karenanya, dengan pelatihan dan loka karya yang segera digelar bersama diaspora Indonesia, para pelaku usaha kopi dapat mengetahui cara mengekspor produknya ke luar negeri," papar Ira yang juga menjabat sebagai Direktur Pemberdayaan dan Pengembangan Ekspor UKM-IKM Indonesian Diaspora Network-United.
Ketua Umum GKON Foundation, Ayub Suleman Pulungan, menjelaskan bahwa pengetahuan dan pengalaman diaspora akan membantu para pelaku usaha kopi di Indonesia dalam mengekspor produknya.
"Para diaspora menjadi semacam market intelligence yang tahu akan permintaan dan regulasi di luar negeri. Mereka akan membantu para pelaku usaha dalam membuka pasar ke luar negeri," ujar Ayub.
Seperti diketahui, produksi kopi Indonesia masih berada di posisi nomor empat dunia, tertinggal dari Brazil, Vietnam, dan Kolombia. Namun begitu, Ayub Suleman Pulungan merasa yakin kekhasan kopi unggulan daerah dapat terus mendorong permintaan kopi Tanah Air yang dapat berujung pada peningkatan ekspor.
"Varian produk-produk kopi daerah (single origin) dengan aroma dan rasa yang khas sesuai indikasi geografis merupakan keunggulan dan nilai tambah," ungkap Ayub.
Penandatangan MoU berlangsung di Sipirock Coffee Jakarta Selatan, Jumat (27/8/2018). Turut hadir perwakilan dari Tim Agregator Ekspor UKM-IKM Kemenko Perekonomian, House of Indonesia Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Perindustrian.
Hadir pula Wakil Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia Mohamad Sukri serta mantan Duta Besar Republik Indonesia untuk Kolombia Trie Edi Mulyani. Sambil menyeruput kopi, ia menjelaskan bahwa para pelaku usaha kopi perlu pembinaan yang komprehensif.
"Mereka mesti mendapat pembinaan dan pemberdayaan yang mencakup berbagai aspek seperti kualitas produk, kontinuitas produk, dan tampilan produk sehingga mereka dapat berkompetisi di pasar global. Dan para diaspora bersama GKON Foundation dapat membantu mereka dalam hal itu," pungkas Trie.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ning Rahayu
Editor: Fauziah Nurul Hidayah
Tag Terkait: