PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) mencatat penurunan laba bersih sebesar 22,31%, sehingga menjadi Rp94 miliar dibandingkan di semester pertama tahun sebelumnya Rp121 miliar. Penurunan tersebut seiring dengan menurunnya laba kotor dan meningkatnya beban umum dan administrasi.
Perseroan dalam enam bulan pertama tahun ini membukukan laba kotor sebesar Rp133 miliar, sedikit lebih rendah dibandingkan di periode yang sama tahun sebelumnya, yakni Rp162 miliar.
Padahal pendapatan perseroan per Juni 2018 sebesar Rp247 miliar lebih tinggi sekitar 6,1% dibandingkan pencapaian pendapatan di semester pertama 2017 sebesar Rp232 miliar.
Pendapatan dari segmen industri mencapai Rp227 miliar atau sekitar 91,9% dari pendapatan yang diraih perseroan di semester pertama 2018. Segmen hunian dan komersial menyumbang 3,7% kontribusi terhadap pendapatan perseroan. Sedangkan segmen hotel dan sewa menyumbang 4,4% kontribusi terhadap pendapatan perseroan.
Direktur Independen dan Sekretaris Perusahaan PT Puradelta Lestari Tbk, Tondy Suwanto, menjelaskan bahwa pelanggan-pelanggan baru industri bergerak di sektor farmasi dan consumer goods.
"Kawasan industri Greenland International Industrial Center (GIIC) Kota Deltamas kerap disebut sebagai pusat produksi otomotif di Indonesia. Namun dalam beberapa tahun terakhir telah hadir berbagai pelanggan baru di GIIC yang bergerak di luar industri otomotif, seperti industri logistik, sanitasi, farmasi, dan consumer goods. Hal ini membuktikan, GIIC tidak hanya diminati oleh perusahaan-perusahaan otomotif, namun juga perusahaan dari sektor lain," ujarnya dalam keterangan resmi di jakarta, Senin (30/7/2018).
Untuk penjualan lahan industri pada 2018, perseroan membuka dan mengembangkanzona industri baru di kawasan industri GIIC, sehingga terjadi peningkatan beban pokok pendapatan dibandingkan dengan beban pokok pendapatan untuk penjualan lahan industri di tahun sebelumnya.
Dari sisi fundamental, aset perseroan per 30 Juni 2018 tercatat Rp7.276 miliar, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan aset per 31 Desember 2017 sebesar Rp7.471 miliar. Hal ini terutama disebabkan penurunan kas dan setara kas, setelah perseroan membayarkan dividen final sebesar Rp313 miliar kepada para pemegang saham pada Mei 2018 lalu. Perseroan sendiri telah membayarkan dividen tunai sebesar 95% dari laba bersih tahun buku 2017 kepada para pemegang sahamnya.
Perseroan tidak memiliki utang. Dengan posisi kas bersih yang sehat, perseroan terus berupaya melakukan pengembangan untuk mewujudkan Kota Deltamas sebagai kawasan terpadu modern di Timur Jakarta dengan memadukan kawasan industri, hunian, dan komersial.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: