Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Telkomsel Masih yang Terbaik di Industri Telekomunikasi Nasional

Telkomsel Masih yang Terbaik di Industri Telekomunikasi Nasional Kredit Foto: Tellkomsel
Warta Ekonomi, Yogyakarta -

Analis Saham dari Bahana Sekuritas, Andri Ngaserin, menilai kinerja keuangan emiten telekomunikasi masih dibayang-bayangi registrasi prabayar yang beberapa waktu lalu diterapkan oleh pemerintah. 

Lanjutnya, jika melihat dari laporan keuangan yang dipublikasikan emiten telekomunikasi, PT Telkom Tbk. melalui anak usahanya Telkomsel paling gencar membangun jaringan telekomunikasi khususnya broadband. Ini dapat dilihat dari jumlah BTS on air mereka yang meningkat 19.9% dari sebelumnya  147 juta menjadi 176 juta. Emiten lain yang rajin membangun BTS adalah XL Axiata Tbk. Ini dibuktikan dengan meningkatkan jumlah pembangunan BTS mereka dari 94 juta menjadi 112 juta.

"Pembangunan jaringan telekomunikasi harus dilakukan oleh operator telekomunikasi jika mereka ingin mempertahankan kinerja keuangannya dan jumlah pelanggannya. Terlebih lagi jika emiten telekomunikasi ingin meningkatkan jumlah pelanggan data." Katanya di Yogyakarta, Kamis (9/8/2018).

Selain itu, Ia mengatakan Fitch Ratings juga mencatat kebutuhan akan broadband di Indonesia sangatlah tinggi. Dengan tingginya kebutuhan broadband membuat operator telekomunikasi getol menggelontorkan CAPEX. Operator yang saat ini gencar menggeluarkan CAPEX adalah Telkomsel dan XL. "Fitch mencatat rata-rata CAPEX yang dikeluarkan operator untuk penggembangan jaringan sebesar 20% dari pendapatan mereka." Tambahnya.

Menurut Andri, wajar saja operator mengeluarkan banyak banyak dana untuk melakukan investasi untuk menggembangkan layanan data dan digital. Ini disebabkan broadband akan menjadi tulang punggung pendapat emiten telekomunikasi ke depan.

“Nantinya investor hanya akan melirik emiten telekomunikasi yang memiliki  komposisi pendapatan data terbesar. Laba bersih Telkom yang mengalami penurunan dikarenakan Telkom dan Telkomsel melakukan investasi yang sangat besar di broadband,” terang Andri.

Andri menilai, hingga saat ini emiten memiliki komposisi pendapatan data lebih besar dari legacy adalah XL. "Sedangkan Telkomsel dinilai masih mengarah untuk menuju ke layanan data. Analis ini optimis dengan investasi Telkom dan Telkomsel yang besar di layanan data, akan membuat komposisi pedapatan mereka akan berubah dari legacy menjadi ke data dan digital bisnis." Ungkapnya.

Dari data laporan keuangan Telkom disebutkan bahwa digital Telkomsel mengalami kenaikkan sangat signifikan yaitu 17.5%. Jumlah tersebut memegang kontribusi 49.7% dari total pendapatan Telkomsel. Padahal di tahun lalu digital bisnis hanya memegang 39.3% dari total revenue Telkomsel.

"Sedangkan untuk Indosat saya masih belum bisa melihat mereka menuju ke layanan data. Itu disebabkan jaringan mereka yang kurang bagus, karena selama ini mereka melakukan perang harga, Indosat saat ini berat untuk meningkatkan revenue karena jaringannya yang kurang baik. Untuk telpon saja susah apalagi untuk data," papar Andri.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: