Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bisnis Alat Berat Kembali Cemerlang

Bisnis Alat Berat Kembali Cemerlang Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bisnis alat berat merupakan salah satu sektor turunan yang tak terpisahkan dari kinerja industri pertambangan. Meski ada kontribusi dari sektor-sektor lain, seperti konstruksi dan perkebunan, geliat sektor tambang seiring dengan membaiknya harga komoditas terbukti berdampak langsung terhadap kinerja bisnis alat berat.

Hal ini tercermin dari realisasi penjualan alat berat di sepanjang 2017. Himpunan Alat Berat Indonesia (Hinabi) mencatat lonjakan produksi hingga 52,5% dibanding realisasi 2016 menjadi 5.609 unit. Realisasi tersebut jauh melebihi rencana produksi 2017 yang di awal tahun direncanakan hanya sebanyak 4.400 unit.

Kontribusi penjualan terbesar didapat dari hydraulic excavator sebanyak 5.002 unit atau mencapai 89,18%, bulldozer (375 unit), dump truck (151 unit), dan motor grader (81 unit). "Sektor pertambangan menjadi kontributor terbesar dari total permintaan yang datang, yaitu lebih dari 70% dari total produksi," ujar Ketua Umum Hinabi, Jamaludin.

Cukup kencangnya permintaan dari sektor pertambangan, menurut dia, karena peremajaan unit alat berat di sektor tersebut harus dilakukan minimal satu tahun sekali. Hal itu berbeda karakteristiknya di sektor lain, misalnya konstruksi yang kebutuhan peremajaannya relatif lebih lama.

Setelah terus tergerus sejak tahun 2011, untuk pertama kalinya produksi alat berat mencatatkan tren positif pada 2016. Ini ditandai dengan adanya kenaikan tipis di sektor penjualan menjadi 3.678 unit, tumbuh 4,05% dari catatan 2015 yang sebanyak 3.535 unit.

Kejutan mulai terjadi pada triwulan I-2017, saat itu kenaikan produksi alat berat mencapai 88% dibanding periode sama tahun sebelumnya. Pada semester I-2017, porsi kenaikan juga masih bertahan di level 67,71%, dari semula 1.471 unit pada semester I-2016 menjadi 2.467 unit pada semester I/2017.

Dengan tren positif yang terus terjadi, Hinabi masih mencoba berpikir konservatif dengan memasang target produksi di tahun 2018 sama dengan target di tahun 2017, sebanyak 4.400 unit.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Taufan Sukma
Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: