Wakil Presiden Jusuf Kalla menyampaikan apresiasi secara langsung kepada Perdana Menteri Australia Scott Morrison di Jakarta, Sabtu (1/9/2018), atas disepakatinya Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA).
"Dalam kesempatan ini, saya ingin menyampaikan langsung apresiasi saya atas kesepakatan negosiasi yang kemarin ditandatangani, terkait kemitraan ekonomi Indonesia-Australia. Kami berharap kesepakatan ini dapat segera kita kembangkan bersama," ujar Wapres Jusuf Kalla dalam Indonesia-Australia Business Forum di Hotel Raffles Jakarta.
Wapres mengatakan dengan adanya kesepakatan IA-CEPA tersebut, kedua negara dapat meningkatkan perolehan manfaat antara lain di bidang industri dan pariwisata. Wapres menambahkan saat ini Bali masih menjadi destinasi wisata yang paling diminati oleh turis Australia, sementara ada banyak tujuan wisata di Indonesia yang menarik selain Bali.
"Bali sangat terkenal dimana-mana, khususnya di kalangan turis Australia. Tapi kami memiliki lebih yang seperti Bali, itulah mengapa warga Australia tidak hanya mengunjungi Bali tetapi juga ke (Pulau) Komodo, Sulawesi dan Sumatera. Negara ini negara besar," tambah JK.
Kesepakatan IA-CEPA telah ditandatangani oleh sejumlah menteri dari kedua negara, dengan disaksikan langsung oleh Presiden Joko Widodo dan PM Scott Morrison di Bogor, Jawa Barat, Jumat (31/8/2018).
Kesepakatan IA-CEPA antara lain membahas kerja sama di bidang perdagangan yang ditandatangani oleh Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dan Menteri Perdagangan, Pariwisata dan Investasi Australia Simon Birmingham.
Kemudian, ada pula penandatanganan nota kesepahaman di bidang perhubungan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Menteri Simon Birmingham; nota kesepahaman bidang pariwisata oleh Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf dan Menteri Simon Birmingham. Terakhir kesepakatan di bidang siber yang ditandatangani oleh Kepala Badan Siber dan Sandi Negara Djoko Setiadi dan Deputi Siber Kementerian Luar Negeri Australia Tobias Feakin.
Pembahasan IA-CEPA telah dimulai sejak 2012 yang dimaksudkan untuk meningkatkan kerja sama bidang ekonomi dan perdagangan dengan tarif murah antarkedua negara. Dokumen terjemahan dari kesepakatan tersebut ditargetkan rampung pada November, untuk kemudian ditindaklanjuti oleh masing-masing kementerian. (HYS/Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Hafit Yudi Suprobo