Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ingin Kembangkan Teknologi Nuklir, Indonesia Bisa Contoh Zambia

Ingin Kembangkan Teknologi Nuklir, Indonesia Bisa Contoh Zambia Kredit Foto: Reuters/Shamil Zhumatov
Warta Ekonomi, Jakarta -

Indonesia saat ini telah memiliki beberapa fasilitas yang berhubungan dengan nuklir dan telah beroperasi. Badan Tenaga Nuklir Nasional atau (BATAN) mengoperasikan tiga reaktor riset d Jakarta (30 MW), Bandung, dan di Yogyakarta (100 kW). 

BATAN juga menjadi salah satu institusi di dunia yang ditunjuk oleh International Atomic Energy Agency (IAEA) untuk menjadi pusat kolaboratif untuk dua lingkup kegiatan, yaitu pengujian non-destruktif dan pemuliaan tanaman. 

Hanya saja sampai saat ini Indonesia belum ada pusat resmi untuk ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir. Kabarnya kawasan Industri Buluminung di Kalimantan Timur tengah dipersiapkan untuk fasilitas tersebut. Harapannya fasilitas tersebut akan meningkatkan fasilitas penelitian nuklir di Indonesia ke depannya. 

Untuk mengenal lebih lanjut tentang fasilitas penelitian nuklir bisa melihat dalam pameran pertanian dan komersial tahunan ke 92 yang digelar di Lusaka, Zambia baru-baru ini. Kegiatan yang digelar oleh Kementerian Pendidikan Tinggi Zambia bekerja sama dengan Perusahaan Energi Atom Negara Bagian Rusia, ROSATOM itu memberikan informasi khusus mengenai Pusat Sains dan Teknologi Nuklir (CNST) masa depan di Zambia. 

Perwakilan dari ROSATOM dan Sekretariat Interim Zambia tentang Sains dan Teknologi Nuklir (ISNST), menjelaskan spesifikasi dan manfaat fasilitas nuklir masa depan kepada ribuan pengunjung yang hadir di pameran tersebut. Menurutnya teknologi nuklir telah membantu Zambia berkembang dan diberdayakan secara ekonomi, seperti teknologi iradiasi makanan, pengobatan nuklir (yang sudah diimplementasikan di Rumah Sakit Kanker), materi sains, produksi radioisotop dan teknik identifikasi mineral. 

Dmitri Shornikow, CEO dari Rosatom Pusat dan Afrika Selatan, juga menjelaskan mengenai keuntungan dari pusat riset nuklir tersebut di masa depan dan menyampaikan pentingnya mengedukasi publik mengenai manfaat pusat riset  tersebut. Menurutnya sangatlah penting bagi penduduk Zambia untuk memahami bahwa pusat nuklir tersebut akan memberdayakan pertanian, pengobatan dan industri di masa yang akan datang.

“Ini menandakan loncatan baru untuk pertumbuhan ilmiah, ekonomi dan teknologi Zambia,” ujar Dmitri. 

Fasilitas serupa telah berkontribusi di lebih dari 50 negara di seluruh dunia selama lebih dari 60 tahun. Saat ini, telah ada 245 reaktor riset kerja yang beroperasi di dunia dengan 58 unit yang beroperasi di Rusia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Vicky Fadil

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: