- Home
- /
- EkBis
- /
- Transportasi
Pinjaman CDB Tahap II Cair, WIKA Kebut Pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (Wika) sebagai salah satu anggota Konsorsium Kontraktor Pembangunan Kereta Cepat Jakarta Bandung (HSRCC) mempercepat konstruksi setelah China Development Bank (CDB) mencairkan kredit tahap kedua sebesar US$274,8 juta atau setara dengan Rp3,847 triliun pada Kamis (30/8) lalu.
Direktur Utama Wika, Tumiyana menuturkan, pencairan tahap kedua ini semakin menumbuhkan kepercayaan stakeholders pada proyek pembangunan transportasi kereta masa depan yang akan menghubungkan dua kota megapolitan, Jakarta dan Bandung.
Baca Juga: 5 Fakta Menarik Beli Tiket KAI yang Perlu Anda Ketahui
"Tantangan ke depan adalah bagaimana Wika sebagai bagian dari konsorsium dapat mendorong percepatan pembangunan kereta cepat secara tepat waktu, mutu, dan biaya," terang Tumiyana dalam pernyataan tertulisnya yang diterima redaksi Warta Ekonomi, Selasa (4/9/2018).
Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Chandra Dwiputra mengatakan, dengan pencairan ini, maka diharapkan akselerasi pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung oleh HSRCC dapat segera menghasilkan progres yang signifikan.
"Dengan selesainya pelunasan uang muka ini, kami meyakini dapat mempercepat akselerasi pekerjaan dan untuk selanjutnya pembayaran dilakukan berdasarkan progres pekerjaan," terang Chandra.
Dari total pencairan tahap kedua tersebut, 60% di antaranya atau sebesar US$165,2 juta dialokasikan untuk pelunasan uang muka kepada HSRCC. Sebelumnya pihak CDB memberikan pinjaman perdana sebesar US$170 juta pada akhir April lalu.
Lingkup pekerjaan Wika dalam Konsorsium Kereta Cepat Jakarta-Bandung meliputi pekerjaan subgrade, fondasi, struktur, dan arsitektur. Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan menghubungkan empat stasiun, yaitu Halim, Karawang, Walini, dan Tegalluar Bandung sepanjang 142,3 Km.
Percepatan pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung menghadirkan optimisme pertumbuhan moda transportasi modern. Selain bertindak sebagai kontraktor, Wika turut berperan sebagai pemegang saham PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) sebesar 38%. Sementara PT Kereta Api Indonesia (Persero) (KAI) sebesar 25%, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII 25%, dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) sebesar 12%.
PSBI bersama Beijing Yawan HSR Co Ltd masing-masing memiliki 60% dan 40% saham di PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Proyek kereta cepat pertama di Asia Tenggara ini ditargetkan rampung pada Juni 2021.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rosmayanti
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: