Gerakan Nasional Pengawal Fakta (GNPF) Ulama bakal menggelar Ijtima Ulama II para pertengahan September mendatang. Karenanya Partai Demokrat berharap bukan hanya mendukung pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, tetapi juga menyumbangkan pikirannya.
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Andi Arief, melalui akun twitternya mengatakan partainya berharap dukungan ijtima ulama II mengarah pada politik yang rasional, bukan menajamkan politik identitas. Walaupun begitu, ia tak memungkiri politik identitas tidak dilarang dalam demokrasi.
"Selamat berijtima ulama yang kedua. Semoga bukan hanya memberikan dukungan pada Prabowo-Sandi, tetapi juga menyumbangkan pikiran untuk mengatasi persoalan kebangsaan," tulisnya di Jakarta, Jumat (14/9/2018).
Partai Demokrat, kata Andi, senang dan merasa koalisi pendukung Prabowo-Sandi yang terdiri dari Demokrat, PKS, Gerindra dan PAN akan makin membesar meski ijtimak ulama pernah tidak mendukung AHY.
"Bagi demokrat situasi politik sudah berubah. Wadah besar kami saat ini adalah Koalisi empat partai. Prinsip kemenangan adalah mendapatkan sebanyaknya dukungan," jelasnya.
Menurutnya, semua dukungan asal dilakukan tanpa keterpaksaan sangat dibenarkan. Ijtima ulama adalah kekuatan yang tidak bisa diremehkan. Bahkan jauh lebih kuat ketimbang dukungan para gubernur ala Jokowi yang kesan kuatnya lahir dari tekanan.
Sebelumnya, Ketua Umum GNPF-U, Yusuf Muhammad Martak memastikan Ijtima Ulama jilid II akan dilaksanakan pada Minggu, 16 September 2018 mendatang. Ijtima tersebut digelar dengan semangat pergantian presiden terkait Pilpres 2019.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim
Tag Terkait: