Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Crowde: Peluang Bisnis Fintech Masih Tinggi

Crowde: Peluang Bisnis Fintech Masih Tinggi Yohanes Sugihtononugroho, CEO Crowde | Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Yohanes Sugihtononugroho (26), CEO and Founder Crowde mengaku masih melihat peluang bisnis yang tinggi di industri fintech (financial technology). Menurut Yohanes, masih banyak segmen yang belum terjangkau oleh para pelaku fintech. Seperti market Crowde yang merupakan kalangan petani  dan para pemilik modal. 

Melalui Crowde, para petani dan pemilik modal dapat melakukan pendanaan secara transparan. Dalam ceritanya kepada Warta Ekonomi beberapa waktu lalu di Jakarta, Yohanes mengungkapkan bahwa solusi tersebut hadir karena adanya kelemahan dari agriculture di Indonesia, yaitu tidak transparannya proses pendanaan di industri agrikultur, yang menyebabkan para petani sulit untuk sejahtera. 

"Jadi tidak tau dananya kemana, uang diperuntukkan untuk apa dan sebagainya. Akhirnya semua menyangka bahwa agriculture industry adalah industri yang kotor, yang korup, yang tidak menarik untuk investasi. Maka dari itu Crowde memperlihatkan kepada marketnya bahwa investasi di industri agrikultur bisa sangat jelas dan transparan," jelasnya di Jakarta, Kamis (14/09/2018). 

Alasan kedua hadirnya Crowde, Yohanes menjelaskan, adalah untuk mengedukasi para petani agar melek teknologi dan literasi keuangan.

"Karena kedepan teknologi akan merajai industrinya dan tergantung nantinya masih ada pekerjaan petani enggak kalau mereka sudah menguasai teknologi," kata Yohanes. 

Meski mengaku sulit untuk menghidupkan solusinya tersebut di dunia pertanian, karena banyak berbenturan dengan lintah darat dan para tengkulak, Yohanes tetap optimis bahwa bisnisnya yang bermisi sosial dapat menyelesaikan permasalahan yang terjadi di dunia pertanian.

"Mereka (lintah darat dan tengkulak) bukan untuk membuat petani menjadi mampu, akan tetapi untuk membuat para petani semakin tidak mampu dan terus menerus membutuhkan mereka. Sementara Crowde adalah mengajak para petani yang tidak mampu menjadi mampu, dan yang mampu menjadi entrepreneur," tegas Yohanes. 

Crowde juga merupakan fintech yang menjembatani para petani untuk tidak menjual barang dengan harga murah atau langsung ke pasar.

"Ketika ada UKM yang membutuhkan pasokan barang dari petani, Crowde menjembatani," jelasnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ning Rahayu
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: