Gerakan Nasional Pengawal Fatwa-Ulama (GNPF-U) baru saja melakukan ijtimak ulama II dan mendukung Prabowo. Padahal pada hasil ijtimak ulama I itu ditolak.
Ketua DPP Golkar, Ace Hasan Syadzily, mengaku heran dengan keputusan yang diambil oleh ulama GNPF. Sebab hasil Ijtimak Ulama I yang merekomendasikan agar Prabowo menunjuk ulama sebagai pendampingnya tidak diindahkan.
"Saya heran dengan cara berpikir GNPF Ulama. Dulu Ijtimak Ulama I merekomendasikan supaya ulama yang diangkat jadi cawapres, sekarang menganggap pengangkatan ulama sebagai cawapres dinilai bisa memecah belah umat," terangnya di Jakarta, Senin (17/9/2018).
Menurutnya, rekomendasi GNPF Ulama selama ini disesuaikan dengan kepentingan politik mereka. Karenanya, ia meminta agar kelembagaan ulama tidak dipolitisasi.
"Kemarin rekomendasinya A, sekarang kok B. Ulama jangan dipolitisasi," katanya.
Sementara Ketua GNPF-U, Yusuf Martak, mengatakan pernyataannya terkait cawapres yang berasal dari kalangan ulama itu sebenarnya tidak memecah belah umat. Akan tetapi di pihak Jokowi ada ulama begitupun sebaliknya dengan Prabowo.
"Kalau di sana mengangkat ulama, di sini juga kan ada ulama. Ulama kan berbeda-beda. Itu maksud saya," ujarnya.
Ia menambahkan, setiap periode lima tahun sekali pasti ada ulama yang mendukung paslon A atau paslon B. Karena semua ulama punya pilihan masing-masing. Sehingga tidak bisa dimobilisasi satu palson.
"Semua punya pilihan masing-masing. Tidak bisa dimobilisasi satu palson. Nggak mungkin," imbuhnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim
Tag Terkait: