Para menteri lingkungan dari Kelompok 7 (G7) telah menegaskan semua anggota, termasuk Amerika Serikat, harus bersatu dalam memerangi perubahan iklim dan mendorong pertumbuhan yang bersih.
Para menteri G7 bertemu di Halifax, Kanada, pada Rabu (20/9/2018) karena rasa krisis berkembang di seluruh dunia atas peristiwa cuaca ekstrim, seperti banjir, dan gelombang panas yang memecahkan rekor.
Delegasi dari Jepang dan negara-negara lain menjelaskan langkah mereka untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil sejalan dengan Perjanjian Paris tentang perubahan iklim, sambil mengejar pertumbuhan.
Perwakilan AS juga melaporkan upaya negara itu untuk mengekang pemanasan global, termasuk inovasi teknologi untuk mengurangi emisi karbon dioksida dari pembangkit listrik tenaga panas berbahan bakar batubara.
AS mengumumkan keputusannya pada tahun 2017 untuk menarik keluar dari kesepakatan Paris. Dalam pertemuan tahun lalu, AS tidak sepenuhnya menandatangani pernyataan bersama menteri lingkungan G7, seperti dilansir dari NHK, Rabu (20/9/2018).
Namun tahun ini, para peserta mengatakan pertemuan itu menegaskan perlunya front persatuan, dan persetujuan bersama untuk mengambil langkah-langkah spesifik sambil menyeimbangkan mereka dengan pertumbuhan ekonomi.
Menteri Lingkungan Kanada Catherine McKenna, yang memimpin pertemuan itu, mengatakan bahwa para delegasi dapat berdiskusi dengan baik, meskipun ada perbedaan posisi dari AS. Dia menekankan bahwa memerangi perubahan iklim menghadirkan peluang ekonomi besar.
Menteri Lingkungan Jepang, Masaharu Nakagawa, mengatakan kepada wartawan bahwa anggota G7 setuju untuk bekerja sama dan memperkuat persatuan mereka.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo
Tag Terkait: