Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Koperasi Jadi Senjata untuk Redam Pengiriman TKW

Koperasi Jadi Senjata untuk Redam Pengiriman TKW Kredit Foto: Antara/Reza Novriandi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Koperasi diharapkan mampu menekan angka pengiriman Tenaga Kerja Wanita (TKW) ilegal ke luar negeri dari sisi potensinya membuka peluang kerja yang lebih luas bagi masyarakat.

Menteri Koperasi dan UKM Puspayoga di Jakarta, Sabtu, mengatakan apabila koperasi dikelola secara baik sehingga menjadi koperasi berkualitas maka akan mampu menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat.

"Dengan begitu peran koperasi bisa menekan angka pengiriman tenaga kerja Indonesia, terutama tenaga kerja wanita secara ilegal ke luar negeri," katanya.

Menurut dia, dengan lapangan kerja meningkat, maka pertumbuhan ekonomi juga akan naik.

"Dan masalah TKI atau TKW gak perlu lagi kerja keras ke luar negeri karena lapangan kerja sudah tersedia," kata Puspayoga.

Puspayoga belum lama ini menyerahkan secara simbolis akta pendirian 820 koperasi se-Kabupaten Tulungagung, Blitar dan Kediri, Bantuan KUR, dan Pelatihan Peningkatan Kapasitas SDM Koperasi dan UKM di Hotel Crown Victoria, Tulungagung, Jatim.

Tulungagung merupakan salah satu kabupaten di Indonesia yang mencatat sumbangan devisa tertinggi dari pengiriman jasa tenaga kerja ke luar negeri yakni sebesar Rp13 triliun per tahun.

Namun angka perceraian di daerah ini tertinggi dari seluruh Indonesia. Angka perceraian tinggi ini diperkirakan salah satunya dipicu oleh keinginan warga untuk mencari pekerjaan ke luar negeri.

"Percuma kita bilang jangan ke luar negeri tapi kalau lapangan kerja di sini enggak ada mau bagaimana. Makanya kita harus kejar pertumbuhan ekonomi itu supaya lapangan kerja meningkat untuk menurunkan pengangguran, untuk menurunkan angka TKI/TKW. Dan salah satunya solusinya melalui koperasi," kata Puspayoga.

Ia menuturkan upaya kementeriannya menciptakan koperasi berkualitas yakni melalui gerakan Reformasi Total Koperasi, dengan mengubah paradigma pengembangan koperasi tidak lagi diorientasikan pada peningkatan jumlah koperasi, tapi berorientasi pada peningkatan kualitas koperasi.

Koperasi tidak perlu banyak, tapi yang penting bisa memberikan manfaat pada lebih banyak anggota.

"Mari kita jaga ini, kita urus dengan baik supaya tujuan baik kita bisa tercapai melalui koperasi ini," tandasnya.

Salah satu penggerak koperasi di Jawa Timur, Titik Prasetyowati Verdi, menginisiasi berdirinya 820 koperasi dari tiga kabupaten di Jawa Timur, yakni Tulungagung, Blitar, dan Kediri.

Ia mengaku terdorong karena melihat banyak kasus yang menimpa TKW Indonesia di luar negeri.

Mulai dari kasus perdagangan orang, korban pembunuhan, yang berimbas pada tingginya angka perceraian khususnya di Kabupaten Tulungagung.

"Terima kasih sudah ada koperasi berdiri dan pelatihan yang sedang diikuti hari ini. Supaya mengangkat harkat wanita Indonesia dan memperkecil rating perceraian di sini," ujar Titik.

Ia mengatakan, dengan masuknya koperasi ini diharapkan angka pengiriman TKW ilegal di keluar negeri berkurang bahkan tidak perlu ada lagi.

"Mudah-mudahan dengan berdirinya koperasi ini bisa menjadi manfaat bagi masyarakat," tambahnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: