Bank Indonesia (BI) berkomitmen mendukung perkembangan industri syariah atau industri halal Indonesia. Salah satu upayanya dengan menggelar konferensi dan forum bisnis Indonesia International Halal Lifestyle yang akan diselenggarakan pada 3-5 Oktober 2018 di Jakarta Convention Center.
Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah BI Anwar Bashori mengatakan, forum ini bertujuan memberi ruang kepada regulator, industri jasa keuangan, dan pelaku usaha untuk menggarap potensi ekonomi syariah dan industri halal Indonesia.
"Jadi harapannya besok itu betul-betul ada pelaku fesyen halal, kosmetik halal, makanan halal, ada sisi perbankan syariah, LPPOM, kemudian Kadin, kawasan industri halal. Di situ konsep-konsep yang ada kami kumpulkan di sana, ujungnya seperti apa membangun chain (Halal Supply Chain)," ujar Anwar di Jakarta, Senin (24/9/2018).
Dalam konferensi nanti, dia menjanjikan konferensi yang berbeda dari biasanya. Pasalnya BI turut menggelar Business Forum dan Business Coaching bagi para delegasi dan undangan.
Menurut Anwar, konferensi ini tidak hanya sebagai media untuk memfasilitasi pelaku industri syariah nasional dengan industri syariah global, tetapi juga untuk menyusun road map pengembangan industri syariah di Indonesia.
"Skema acaranya juga beda. Biasanya kalau conference kan hanya one way. Yang unik di sini ada Business Forum, Business Coaching. Ini seperti kami membuat panggung untuk mereka dan kami sekaligus mengamatinya, hasilnya untuk learning bagaimana membuat program atau road map halal industri di Indonesia," ungkapnya.
Dia berharap melalui pertemuan para pelaku usaha, regulator dan pihak berkepentingan lain akan mendapat rumusan yang tepat dalam membangun halal supply chain di Indonesia.
"Karena selama ini kami membangun hanya satu sisi, yakni kapasitas-kapasitas dari usahanya, padahal namanya chain itu enggak mungkin kami satu usaha kan? Ada unit usaha yang dari input-nya, ada prosesnya, distribusinya, ada produksinya, cukup banyak," terangnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC) Sapta Nirwandar mengatakan bahwa konferensi dan forum ini dapat memperkenalkan dan mengembangkan halal lifestyle Indonesia.
"Ini akan menambah gairah menggunakan produk-produk Indonesia untuk lebih gemar lagi karena kalau tidak, kami akan menjadi konsumen. Kenapa? Karena tempat lain ngintip semua, kami ini jadi pasar. Umpamanya kalau Wardah tidak kuat, ya nanti yang datang dari Korea. Untuk itu, kami harus dorong supaya dia lebih maju lagi," jelasnya.
Peluang Indonesia sebagai pusat ekonomi halal sangat besar. Data Global Islamic Economic Report 2017-2018 menunjukkan skor indikator ekonomi Islam dan sebagai negara dengan populasi muslim terbesar, Indonesia berada pada urutan ke-11, sedangkan Malaysia berada pada urutan pertama.
Potensi industri Halal Lifestyle secara global tercatat sebesar US$2.006 miliar pada 2016 dan diproyeksikan akan mencapai US$3.081 miliar pada 2022.
Di Indonesia sendiri sampai dengan 2016, industri syariah didominasi oleh sektor produksi makanan dengan realisasi mencapai 13% dari total potensi global atau sekitar US$250 miliar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: