Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar Pameran perbankan syariah atau iB Vaganza 2018 yang dilakukan di 5 kota di Indonesia yakni Jakarta, Pekanbaru, Lombok, Bandung dan Malang. Pameran tersebut menargetkan adanya 19 ribu rekening baru.
Direktur Penelitian dan Pengembangan Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan ( OJK) Deden Firmansyah memaparkan jumlah rekening di perbankan syariah hingga Juli 2018 mencapai 27,6 juta rekening.
"Jumlah rekening di perbankan syariah hingga Juli 2018 mencapai 27,6 juta rekening. 19 ribu rekening baru. Dengan adanya iB Vaganza di 5 kota ini kami targetkan 19 ribu rekening baru,” katanya pada acara Expo Perbankan & Keuangan Syariah iB Vaganza, di Jakarta, Jumat (5/10/2018).
Deden menambahkan, market share perbankan syariah di Indonesia hingga Juli 2018 sebesar 5,72%. Namun, dengan masuknya Bank Pembangunan Daerah NTB menjadi Bank Umum Syariah NTB akan menambah market share sebesar 0,09%. Diperkirakan, market share perbankan syariah hingga akhir tahun menjadi 5,8 -6%.
"BPD NTB per 24 September 2018 berubah menjadi Bank Umum Syariah NTB. Maka sejak saat itu mereka berhenti beroperasi sebagai bank konvensional sedangkan sebagai bank syariah mereka belum bisa beroperasi. Oleh karena itu dampaknya ke market share perbankan syariah masih sedikit yakni mencapai 0,09%,” jelasnya.
Dia memaparkan aset keuangan syariah (tidak termasuk Saham Syariah) secara nasional sebesar Rp1.220,12 triliun atau sebesar 8,57% dari total aset keuangan nasional. Adapun, aset perbankan syariah sebesar Rp. 443,03 triliun dari total aset perbankan nasional dengan market share saat ini pada posisi 5,72%.
Di samping itu, Keuangan syariah juga mengalami pertumbuhan yang positif, yaitu total aset sebesar 18,6% secara tahunan atau year on year (yoy) per akhir Juni 2018. Hingga Juli 2018, perbankan syariah terdiri dari 13 bank umum syariah, 21 unit usaha syariah dan 168 BPR syariah. Ini menunjukkan perkembangan yang positif dari sisi aset sebesar 14,04%.
"Pertumbuhan ini, menunjukkan Indonesia menyimpan banyak potensi untuk semakin mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah jauh lebih pesat sehingga semakin berkontribusi mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tegasnya
Meski demikian, OJK terus menekankan pentingnya sosialisasi dan edukasi kepada publik mengenai produk dan jasa Iayanan keuangan syariah yang semakin beragam dan bermanfaat besar bagi masyarakat. Hal ini sekaligus meningkatkan akses masyarakat ke sektor keuangan sesuai dengan program literasi pemerintah, yang secara nasional masih mencapai 8,6%.
Menyinggung tentang ib Vaganza Jakarta, Deden mengatakan, diharapkan rekening baru selama acara ini mencapai 3000 rekening dengan jumlah transaksi mencapai Rp 5 miliar.
"Jakarta sebagai ibukota negara dengan penduduk mayoritas muslim menjadi salah satu daya tarik yang potensial untuk mengembangkan ekonomi syariah. Selain itu, banyaknya sektor usaha menjadi peluang untuk penerapan ekonomi berbasis syariah di Provinsi DKl Jakarta, seperti pariwisata halal, kuliner halal, busana muslim, serta industri kreatif halal. Harapannya perkembangan ekonomi berbasis syariah di DKl Jakarta dapat menciptakan banyak peluang usaha dan lapangan kerja,” tambah dia.
Berdasarkan data OJK, tingkat literasl keuangan syariah DKl Jakarta sebesar 16,36% dan tingkat inklusi sebesar 17,45%. Bila dilihat dari data OJK Juli 2018, jumlah total aset gross BUS dan UUS Provinsi DKl Jakarta mencapai Rp. 324 triliun mendominasi total aset perbankan syariah nasional. Sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) dan pembiayaan yang disalurkan sebesar masing-masing Rp159 triliun dan Rp127 triliun.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Yosi Winosa
Editor: Fajar Sulaiman
Tag Terkait: