Proyek The NextDev Temukan 25 Startup Berbasis Teknologi Karya Anak Bangsa
Sebagai salah satu perusahaan penyedia layanan internet di Indonesia, Telkomsel senantiasa mendorong anak muda Indonesia untuk memanfaatkan era digital. Salah satu upaya untuk mewujudkan hal tersebut dilakukan melalui proyek The NextDev 2018. Lewat proyek tersebut, mereka mencoba mengumpulkan start up buatan pemuda Indonesia yang belum dikenal secara luas.
Menurut Lead Project Telkomsel The NextDev, Steve Saerang, The NextDev ingin anak muda bergerak untuk mencari masalah di sekitar mereka menggunakan teknologi. Lebih lanjut, The NextDev akan menyediakan bantuan dalam pengembangan teknologi yang digagas oleh para anak muda Indonesia.
“Kami sudah 4 tahun berkeliling Indonesia untuk mencari start up yang belum diketahui siapapun. Kemudia kami pelajari cara mereka mengatasi masalah di sekitar mereka. Permasalahan tersebut ditanggulangi dengan teknologi mobile platform ataupun website. Setelah itu, mereka kita tampung dalam proyek The NextDev,” jelas Steve kepada Warta Ekonomi di Jakarta, Senin (15/10/2018).
Hasilnya, ditemukan 25 startup yang menciptakan aplikasi berbasis teknologi dari berbagai daerah di Indonesia. Para perintis aplikasi itu merupakan anak muda berumur 18 hingga 27 tahun. 2 dari 25 start up yang ditemukan The NextDev berasal dari Surabaya dan Yogyakarta.
Steve menjelaskan, penemuan aplikasi yang dari Surabaya itu didasari permasalahan kejahatan dan kriminalitas. Mereka ingin coba pecahkan kasus tersebut.
"Caranya, mereka menggunakan teknologi CCTV, lebih tepatnya mereka menciptkan perangkat lunak untuk menghubungkan CCTV-CCTV yang ada di suatu kota untuk kepentingan keamanan," jelas Steve.
Lain halnya dengan aplikasi yang ditemukan di Yogyakarta. Beberapa pemuda dari kota tersebut menciptakan aplikasi dan situs untuk mendeteksi penyaki langka dan menimbulkan risiko kematian di Indonesia.
“Permasalahan di Indonesia, kalau mau tes laboratorium penyakit-penyakit yang jarang ditemukan, seperti kanker, harus menghubungi peneliti yang terkadang lokasinya agak jauh. Untuk beberapa orang, itu agak sulit dilakukan. Nah, teman-teman dari Yogyakarta ini mencoba menemukan solusi dari permasalahan tersebut,” ujar Steve.
Aplikasi dan situs untuk mendeteksi penyakit tersebut bernama Neurabot (neurabot.io). Teknologi yang digunakan dalam situs dan aplikasi itu adalah Artificial Neural Network (ANN). Serupa dengan teknologi Artificial Intellegence, tetapi lebih canggih. Secara singkat, mesin dalam Neurabot akan mengumpulkan data tentang sebuah penyakit, contohnya kanker.
Steve berkata, misal, untuk kanker stadium pertama indikasinya seperti apa, mesin akan mengumpulkan data-data tersebut, kemudian dia akan menyimpan informasi itu. Akhirnya, lewat Neurabot itu masyarakat bisa mendapatkan informasi lebih cepat seputar penyakit yang dideritanya.
"Data-data yang dikumpulkan berasal dari peneliti-peneliti ahli. Jadi, Neurabot menyediakan platform untuk mengumpulkan hasil penelitian mengenai penyakit-penyakit dari berbagai tempat di dunia," Steve mengutarakan.
Sementara itu, yang terlibat dalam penelitian itu bukan hanya peneliti Indonesia, ada pula yang dari Rusia. Peneliti menyumbangkan hasil penelitian melalui platform Neurabot, jadi akan langsung terhubung semua hasil riset yang sudah ada dari berbagai negara.
Sebagai perwakilan The NextDev, Steve mengaku bangga ketika tahu aplikasi dan situs anak bangsa banyak dimanfaatkan oleh orang di luar Indonesia. Ia pun dengan bangga akan mengenalkan orang-orang di balik 25 start up berbasis teknologi yang ditemukan oleh The NextDev di acara IdeaFest pada 26-27 Oktober 2018 mendaang.
The NextDev memiliki visi meningkatkan skalabilias technopreneurs sosial lewat pengembangan diri, penelitan lebih mendalam dan pengembangan pengguna, design sprint, branding, serta pengembangan produk dan model bisnis. Proyek tersebut mengajak para pemuda di Indonesia untuk mengembangkan ide mereka unuk mengatasi masalah sosial, dengan memanfaakan teknologi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: