Neraca perdagangan nonmigas Indonesia pada September 2018 mencatat surplus US$1,30 miliar. Angka ini lebih tinggi dibandingkan surplus pada bulan sebelumnya sebesar US$0,67 miliar.
Menurut Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Agusman, perbaikan neraca perdagangan nonmigas dipengaruhi penurunan impor nonmigas sebesar US$1,45 miliar (mtm), terutama karena turunnya impor mesin dan pesawat mekanik, mesin/peralatan listrik, serta benda dari besi dan baja.
Sementara ekspor nonmigas turun US$0,82 miliar (mtm), bersumber dari turunnya ekspor mesin/peralatan listrik, mesin-mesin/pesawat mekanik, perhiasan/permata, alas kaki, serta pakaian jadi bukan rajutan.
"Secara kumulatif Januari-September 2018, neraca perdagangan nonmigas mencatat surplus sebesar US$5,59 miliar," papar Agusman di Jakarta, Selasa (16/10/2018).
Adapun neraca perdagangan migas mengalami defisit US$1,07 miliar, tercatat lebih rendah karena didorong oleh penurunan impor migas yang lebih akseleratif dibandingkan dengan penurunan ekspor migas.
Impor migas menurun sebesar US$0,77 miliar (mtm), bersumber dari penurunan nilai impor seluruh komponan migas, yaitu minyak mentah, hasil minyak, dan gas.
Sementara itu, penurunan ekspor migas lebih terbatas, yaitu menurun US$0,23 miliar (mtm) yang disebabkan oleh penurunan ekspor hasil minyak, minyak mentah, dan gas. Secara kumulatif Januari-September 2018, neraca perdagangan migas mengalami defisit sebesar US$9,38 miliar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: