
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) berpandangan tak ada yang salah jika para menteri menemui Eks Presiden Indonesia, Joko Widodo (Jokowi). Menurutnya, hal tersebut merupakan sesuatu yang lumrah apalagi dalam suasana Idul Fitri.
“Jika ada menteri atau pejabat lain menemui Pak Jokowi itu adalah bentuk penghormatan. Dalam tradisi demokrasi, menghormati mantan presiden adalah bagian dari budaya politik yang sehat. Pak Jokowi adalah sosok yang telah memimpin sebagai presiden dua periode dan tetap menjadi tokoh nasional yang dihormati, baik secara personal maupun politik,” kata Wakil Ketua Umum DPP PSI Andy Budiman, dilansir Jumat (18/4).
Baca Juga: Hakim Korupsi Rp60 Miliar, PKB: Ini Menampar Wajah Institusi Pengadilan
Andy menegaskan, kunjungan-kunjungan tersebut dilakukan dalam kapasitas informal, bukan dalam kapasitas sebagai pejabat negara. Tidak ada pelanggaran hukum, protokol, atau etika dalam konteks pertemuan-pertemuan tersebut.
“Jangan menjalankan politik pecah belah. Persatuan dan nasionalisme jangan sekadar menjadi jargon ideologi, harus dipraktikkan secara nyata dan konsisten,” lanjut Andy.
PSI menyesalkan jika ada ada kekuatan politik yang mengaku berideologi persatuan tapi kader dan elitnya gemar menjalankan politik devide et impera.
“Negeri ini lebih memerlukan kerja sama, bukan politik pecah belah. Mohon diingat bahwa Pak Jokowi mendukung penuh pemerintahan saat ini — bukan bagian dari oposisi atau kelompok di luar pemerintahan,” pungkas Andy.
Baca Juga: Perkuat Solidaritas untuk Palestina, Pakar HI Sebut Prabowo dan Raja Abdullah II Poros Harapan
Beberapa hari terakhir, sejumlah pihak menyebut soal matahari kembar di perpolitikan Indonesia, terkait kunjungan sejumlah menteri ke Jokowi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement